SURABAYA, Tugujatim.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan laporan Pertanggungjawaban (LKPj) untuk tahun anggaran 2022 kepada DPRD Jawa Timur pada Kamis (30/03/2023). Laporan Gubernur Khofifah tersebut menunjukkan persentase capaian Jatim sebesar 97,70 persen dari 2.912 indikator program dan kegiatan. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibanding 2021, yakni 96,41 persen.
“LKPj ini merupakan salah satu cara untuk mengukur capaian RKPD dari RPJMD yang sudah memasuki tahun keempat. Ada peningkatan pada 2022 yang dijabarkan dalam 11 indikator Kinerja Utama (IKU),” kata Gubernur Khofifah pada Kamis (30/03/2023).
Indikator pertama, indeks pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,34 persen. Angka tersebut melebihi capaian nasional yakni 5,31 persen sekaligus melebihi target RKPD 2022 di rentang 4,42 sampai 6,12 persen.
“Laju pertumbuhan ekonomi ini ditandai adanya kontribusi Jatim sebesar 24,99 persen terhadap PRDB Pulau Jawa dan 13,98 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” jelas Gubernur Khofifah.
Indikator kedua, Indeks Theil Jatim tahun 2022 yakni 0,3147 persen. Angka yang tipis dengan tahun 2021 sebesar 0,3120. Semakin besar nilai Indeks Theil menunjukkan ketimpangan semakin besar, sedangkan Jatim menunjukkan nilai semakin kecil.
“Tahun 2022 masih di angka 0,4. Artinya, ketimpangan di Jawa Timur tergolong rendah,” ungkapnya.
Ketiga, terkait jumlah penduduk miskin di Jatim, September 2022 berjumlah 10,49 persen atau menurun sebesar 0,10 persen dari tahun sebelumnya. Jika diakumulasi, kemiskinan di Jatim dari Maret 2021 sampai September 2022 mencapai 336,220 jiwa.
“Berbagai upaya yang sudah kami lakukan sepanjang 2022, kemiskinan di Jatim turun menjadi 1,80 persen dari 2,23 persen. Angka ini lebih rendah dari nasional yang berada di level 2,04 persen,” beber Khofifah.
Kemudian pada IKU Indeks Reformasi tahun 2022, Pemprov Jatim meraih predikat A dengan nilai 80,11 untuk kali pertama, sebelumnya hanya BB atau baik. Indeks ini juga melebihi target yang ditetapkan RKPD 2022 yaitu 77,76–78,71.
“Untuk Indeks Pembangunan Gender (IPG) kemarin tahun 2022 Jatim meningkat 0,41 poin menjadi 92,08 dari 2021 (91,63 poin). Alhamdulillah, jumlah ini melebihi target nasional 2022 di rentang 90,92-91,87 poin,” ucap Ketua Muslimat NU tersebut.
Lalu, untuk penilaian terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) berdasarkan data Kemen PAN-RB RI menunjukkan adanya peningkatan dari tahun sebelumnya. Dan Jatim berhasil mempertahankan predikat A selama 9 tahun dari 2014 hingga 2022.
Peningkatan lain juga terjadi pada Indeks Kesalehan Sosial di mana pada 2018 sebesar 62,52, pada tahun 2022 naik 5,7 poin menjadi 66,33. Capaian yang melebihi target RKPD 2022 di rentang 66,38– 69,1.
“Pada Indeks Kualitas Lingkungan Hidup selama kurun waktu lima tahun belakangan cenderung meningkat dan berada di kategori sedang,” ujar mantan Menteri Sosial tersebut.
Sementara itu, dari sisi pendapatan daerah, Jatim berhasil merealisasikan pendapatan daerah sebesar Rp 31,90 triliun atau mencapai 107,92 persen. Angka tersebut melebihi target yang ditetapkan yakni Rp29,56 triliun.
“Jika dilihat dari persentase capaian maka pendapatan daerah TA 2022 meningkat dari tahun lalu dengan persentase capaian pendapatan daerah sebesar 103,98 persen. Secara keseluruhan, capaian realisasi komponan PAD tahun 2022 berhasil melampaui capaian tahun 2021,” ucap Khofifah.
Sedangkan untuk sisi pembelajaan daerah yang direncanakan Rp33,60 triliun, Jatim merealisasikan sebesar Rp31,50 triliun. Capaian ini juga melebihi capaian tahun 2021 sebesar 92,44 persen.
“Terima kasih kami sampaikan atas kerja sama dan kontroling dari semua pihak dalam membantu mempercepat pemerataan pembangunan yang beiring dengan kebijakan pemerintah untuk memulihkan ekonomi Jawa Timur,” pungkasnya.