ANTARKTIKA, Tugujatim.id – Sebuah bongkahan gunung es raksasa asal Antarktika yang tengah berada di jalur tabrakan dengan pulau di selatan Samudera Altantik, Pulau Georgia Selatan terbelah menjadi dua. Diperkirakan, arus laut yang kuat membuat gunung es itu berubah arah secara drastis dan membuatnya terbelah.
Kejadian tersebut diungkapkan oleh Geraint Tarling, ahli kelautan biologi dari British Antarctic Survey, Jumat (18/12/2020) kemarin.
“Kamu bisa membayangkannya hal itu (arus laut yang kuat, red) seperti sebuah rem tangan yang langsung membelokkan gunung es karena arus laut yang begitu kuat,” ujar Tarling dilansir The Guardian, Jumat (18/12/2020) kemarin.
Baca Juga: Mau Belanja Aman di Online Shop? Tips-tips Ini Wajib Anda Ketahui!
Kronologi kejadian tersebut bermula saat potongan gunung es Antarktika yang dinamai A68A tepi barat pulau di bagian selatan Atlantik dan mengalami perputaran sebanyak 180 derajat karena arus yang begitu kuat.
Gunung es terapung yang terbelah tersebut menghasilkan potongan besar. Bagian baru tersebut diberi nama A68D. Para ilmuwan mengukur gunung es tersebut besarnya 4.200 km persegi.
Pengamatan tersebut berlangsung selama berminggu-minggu ketika gunung es berada di arus jalur yang cepat menuju Pulau Georgia Selatan. Para peneliti khawatir jika gunung es menutupi pulau yang banyak akan satwa liar. Hal ini akan berdampak pada ekosistem bawah air laut terutama penguin yang masuk ke laut untuk mencari makanan.
Jumat (18/12/2020) ini, gunung es A68A asli berada di sekitar 50 km dari barat pantai Pulau Georgia Selatan. Tampaknya gunung es itu menuju ke arah tenggara mengikuti arus lain yang kemungkinan besar akan membawanya menjauh dari tepi sebelum kembali ke sekitar daerah timur pulau.
Baca Juga: Menapaki Keindahan Alam di Kaki Gunung Arjuno dan Gunung Welirang
Namun, tetap saja hal itu akan menyebabkan bencana lingkungan bagi satwa liar setempat yang berada di sepanjang pantai timur pulau, bukan di bagian barat daya.
“Tetap ada kemungkinan terjadi, tidak ada yang berubah dalam hal itu”, tegas Tarling.
Lokasi gunung es baru yang ukurannya lebih kecil, A68D semakin menjauh dari gunung es yang asli, A68A. Para ilmuwan masih belum tahu apakah hal itu akan mengikuti jalan yang sama atau mengendap di tempat yang lain. Perkiraan besar A68D juga masih belum bisa dipastikan. Namun, ilmuwan memperkirakan akan terjadi beberapa bongkahan dari A68A jika mendekati pulau dan akan lebih banyak kemungkinan kerusakan yang terjadi. Sebelumnya, A68A telah terpisah dari Semenanjung Antartika sejak tahun 2017. (Nurul K/gg)