Tugujatim.id – Setiap orang punya kapasitasnya sendiri dalam menerima seberapa kuat dia bisa makan sesuatu yang pedas. Sebagian orang mungkin kuat makan seblak dengan level 5 tanpa terasa kelu di lidah.
Ada juga yang hanya dengan makan seblak dengan level 1 sudah merasa kepedasan setengah mati, bahkan ada juga yang tidak bisa makan seblak sama sekali karena tidak kuat pedas.
Kira-kira, apa penyebab tiap-tiap orang punya toleransi terhadap kepedasan yang berbeda? Mari kita bahas bersama, yuk!
Dilansir dari berbagai sumber jurnal ilmiah, tumbuhan atau buah yang biasanya menjadi sumber dari rasa pedas adalah jenis Capsicum, contohnya cabai dan paprika. Buah ini mengandung senyawa capsaicin.
Senyawa ini dapat menimbulkan sensasi pedas karena molekul lipidnya berkaitan dengan asam lemak yang berperan mengendalikan rasa sensasi terbakar saat makanan pedas masuk ke lidah.
Di dalam mulut kita, terdapat reseptor bernama Transient Receptor Potential Vanilloid 1 (TRPV1) yang akan aktif oleh senyawa capsaicin dan berfungsi sebagai sensor yang mengatur tingkat rasa sakit saat makan pedas.
Diketahui, setiap orang lahir dengan reseptor TRPV1 berbeda-beda, maka dari itu toleransi tiap-tiap terhadap kepedasan berbeda pula. Semakin sensitif dan tinggi reseptor TRPV1 yang Anda miliki, maka Anda tidak akan tahan dengan rasa pedas.
Sebaliknya, jika reseptor TRPV1 Anda rendah, Anda akan lebih kuat untuk menahan rasa sakit akibat makan makanan pedas. Akan tetapi, ada juga loh, yang lahir dengan reseptor TRPV1 sensitif atau tinggi namun bisa berubah seiring kebiasaan makannya.
Seperti yang dilansir dari sites.psu.edu, peneliti berpendapat anak-anak yang makan makanan pedas sedari kecil dapat menurunkan kepekaan sensitivitas saraf, membuat mereka lebih toleran terhadap makanan pedas.
Misalnya, sedari kecil orang tua sudah memberi makan makanan pedas, hal ini nantinya akan membangun tingkat toleransi mereka terhadap rasa pedas karena reseptor TRPV1 akan berkurang.
Selain itu, penelitian di Pennsylvania State University pada tahun 2013, membuktikan bahwa dari segi psikologi, kepribadian seseorang juga memengaruhi respons afektif terhadap sensasi pedas awal dari capsaicin.
Peneliti menilai bahwa Sensation of Seeking (SSI), yaitu perilaku yang motivasinya datang dari ingin mencoba sensasi yang berbeda dan baru menjadi alasan orang bisa menerima makanan pedas.
Jadi, tidak peduli rendah atau tingginya toleransi seseorang terhadap kepedasan, sudah menjadi sifat alami manusia untuk terus mencari sensasi baru saat makan.
Lalu ada pula perilaku bernama Sensitivity to Reward (STR), yaitu sesuatu yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk terlibat dalam perilaku yang diarahkan pada tujuan. Perilaku ini menggambarkan kemampuan untuk memperoleh kesenangan atau rasa bangga sehabis makan pedas.
Nah, jadi itu dia beberapa penyebab orang-orang punya tingkat toleransi pedas yang berbeda. Sudah semakin mengerti kan, bahwa tidak bisa makan pedas bukan berarti orang tersebut payah, melainkan reseptor TRPV1 setiap orang tidak sama. Semoga bermanfaat!
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim