Jejak Manusia Purba Berusia 120.000 Tahun Ditemukan di Arab Saudi

jejak manusia purba berusia 120.000 tahun
Jejak manusia purba berusia 120.000 tahun yang ditemukan di Arab Saudi. (Foto: Kementerian Kebudayaan Arab Saudi via Saudi Gazette)

Riyadh – Jejak manusia dan binatang purba berusia 120.000 tahun ditemukan di bagian barat laut Provinsi Tabuk, Arab Saudi. Temuan jejak kaki tersebut diketahui setelah danau lama yang telah mengering.

Temuan arkeologis tersebut disampaikan oleh Komisi Cagar Budaya, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi, Rabu (16/9/2020). Ragam jejak tersebut berupa jejak manusia purba, gajah, dan hewan predator pada masa itu.

Dr Jasir Al-Herbish, presiden Komisi Cagar Budaya menjelaskan bahwa penemuan arkeologi tersebut merupakan bukti ilmiah penting terkait habitat manusia di Jazirah Arab. Selain itu, diharapkan jejak manusia tersebut juga bisa menggambarkan sedikit banyak terkait kondisi kehidupan manusia, perpindahannya, dan perkampungannya.

Baca Juga: Agar Hari Lebih Berwarna, Anda Bisa Melakukan Tips-Tips Ini di Pagi Hari

Ia menjelaskan bahwa survei arkeologi menjelaskan di tempat tersebut dulunya terdapat ratusan kolam air dekat pada pasir Nafud. Hal tersebut berkontribusi pada kehidupan dan reproduksi berbagai macam makhluk hidup di kawasan tersebut.

“Tim mengidentifikasi jejak kaki tujuh manusia, 107 unta, 43 gajah dan jejak hewan lainnya dari ibex (kambing gunung, red), rusa, keluarga sapi,” ujar Jasir Al-Herbish seperti dilansir Saudi Gazette. Diperkirakan hewan-hewan tersebut pada saat itu bergerak berkelompok, baik dewasa maupun keturunannya

Ditemukan Juga Tulang Belulang dan Alat Terbuat dari Batu

Selain temuan jejak manusia tersebut, ditemukan tulang belulang yang diperkirakan juga dari masa yang sama tak jauh dari lokasi.

“Di samping ada sekitar 233 fosil yang mewakili sisa-sisa kerangka gajah dan oryx (sejenis rusa),” imbuhnya.

Pada temuan situs jejak manusia tersebut berisis 7 lapisan arkeologi. DI mana alat-alat batu Acheulean ditemukan di tempat aslinya tak terpengaruh oleh erosi alam. Situs ini dibedakan dengan adanya industri batu yang maju termasuk kapak batu seperti yang dikenal di benua Afrika.

Baca Juga: Buah-Buah Terbaik untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Al-Herbish mengatakan, penemuan ini merupakan salah satu hasil dari proyek ilmiah besar – yaitu Green Arabia Project yang diawasi oleh Komisi Cagar Budaya. Komisi bidang Kementerian Kebudayaan Arab Saudi itu bekerja sama dengan German Max Planck Institute, the University of Oxford, Australian University of Queensland, King Saud University, the Saudi Geological Survey and Saudi Aramco.

Ia mengungkapkan bahwa pada masa itu, Jazirah Arab dulunya terbukti merupakan kawasan yang hijau pada 500.000 tahun ke belakang. Di mana terdapat sungai, danau di Jazirah Arab yang membuat perkembangan umat manusia di Afrika dan juga Eurasia pada masa pre-historis.

Al-Herbish mengatakan bahwa penemuan arkeologi di sejumlah wilayah Kerajaan Arab selama beberapa tahun terakhir menegaskan posisi historis Kerajaan Arab sebagai tempat pertemuan peradaban manusia, dan mencerminkan kedalaman sejarah Jazirah Arab. Selain itu juga terkait sejauh mana wilayahnya dan kontribusi peradaban bagi sejarah manusia.

“Penemuan ini (jejak manusia, red) menyoroti perkembangan Kerajaan (Arab) di bidang temuan arkeologi melalui para ahli Saudi yang bekerja sama dengan universitas, lembaga pemerintah, dan pusat penelitian di seluruh dunia,” tutupnya. (gg)