BOJONEGORO, Tugujatim.id – Akses masyarakat Bojonegoro yang ingin menuju Blora atau sebaliknya kini semakin mudah dengan adanya Jembatan Terusan Bojonegoro-Blora (TBB) yang telah rampung digarap dan diresmikan pada Minggu (03/01/2021). Lalu bagaimana nasib perahu penyebrangan?
Sebelum jembatan tersebut dibangun, masyarakat yang ingin menyebrang harus menggunakan perahu dengan biaya Rp 5000 per motornya. Namun kini dengan adanya jembatan Terusan Bojonegoro-Blora, perahu yang biasa digunakan sudah tidak laku lagi.
“Kalau sekarang ada jembatannya ya tidak laku. Dulu kan pakai perahu. Orang-orang kalau mau lewat ya pakai perahu,” ujar warga Desa Ngraho, Suratman saat ditemui Tugu Jatim, Minggu (03/01/2021) lalu.
Baca Juga: Cafe Literasi, Tempat Baca Asyik di Pinggir Sungai Bengawan Solo
Suratman mengingat bahwa dahulu sebelum ada jembatan Terusan Bojonegoro-Blora, setiap lima tahun sekali, perahu dilelang untuk berganti pemilik.
“Kalau dulu dilelang setiap lima tahun sekali, kalau sekarang siapa yang mau lelang, kan sudah ada jembatan,” tambahnya.
Sekedar diketahui, menyebrang dengan perahu atau biasa disebut oleh warga dengan sebutan “nambang”, nambang dilakukan masyarakat agar bisa menyebrangi Sungai Bengawan Solo. Penumpang perahu yang menggunakan motor juga bisa menaikan motornya di atas perahu. (Mila Arinda/gg)