BATU, Tugujatim.id – Diduga akibat aktivitas penambangan pasir puluhan tahun silam, pemukiman padat penduduk di Kota Batu rawan ambles. Suwik, 49, warga Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu, salah satu yang menjadi korban kali kelima usai lantai rumahnya ambrol sedalam 8 meter.
Suwik mengungkapkan, lantai rumahnya ambrol menjelang Subuh saat istrinya hendak mengambil air wudu, Senin (14/06/2021). Beruntung istrinya tak sampai terjerembab ke lubang sedalam 8 meter itu.
“Ketika istri saya melangkah mau ambil air wudu, tiba-tiba lantainya ambrol. Istri saya kaget, tapi untungnya tidak sampai jatuh,” ujar Suwik Selasa (15/06/2021).
Menurut dia, dulu area pemukiman tersebut memang merupakan bekas tambang pasir. Dia menyebutkan, pasir di area tersebut memang bagus sehingga banyak yang menggalinya untuk dijual.
“Saya ngontrak di rumah ini sejak 10 bulan terakhir. Tapi, saya sejak 1979 silam juga tinggal di sekitar sini. Ini saya ngontrak karena di rumah saya ada beberapa keluarga,” ucapnya.
“Di sini sering terjadi tanah ambrol, ini sudah 5 kali yang saya tahu sejak 1979 tinggal di Kelurahan Sisir. Terakhir, sekitar 2 tahun lalu rumah warga juga ambles di dalam rumahnya,” imbuhnya.
Bahkan, dia juga menceritakan pernah ada warga yang harus pindah dari Kelurahan Sisir usai rumahnya ambrol.
“Itu amblesnya full satu rumah,” ujarnya.
Dia berharap, ada tindak lanjut dari pemerintah agar kejadian serupa tidak terjadi dan memakan korban. Dia juga berharap, tanah di area pemukiman tersebut segera dikaji untuk ditentukan solusinya.
Kabid Pemadam, Penyelamatan, dan Sarana Prasarana DPKPK Kota Batu Santoso Wardoyo menuturkan, pihaknya mengerahkan 15 personel untuk melakukan penanganan jangka pendek.
“Lubang ini kami uruk material pasir dan batu, nanti akan ditambah air sehingga bisa lebih padat untuk meminimalisasi bencana susulan. Tentu analisisnya perlu dikaji lebih dalam, terutama masalah mapping-nya,” ucapnya.
“Jadi, sejauh mana luasan rongga yang ada juga di sekitar sini, kedalamannya seberapa. Jadi, kajian ini bisa digunakan untuk analisis lebih dalam. Ini harus ditindaklanjuti untuk dianalisis dan dilakukan mitigasi,” imbuhnya.
Sementara itu, analis Kebencanaan BPBD Kota Batu Eko K. memaparkan, tanah yang ambrol tersebut mengakibatkan lubang sedalam 8 meter. Namun, pihaknya belum bisa menganalisis secara pasti luasan lubang di dalamnya.
Dia memperkirakan, luasnya lebih dari 5 meter persegi. Untuk menutup lubang tersebut, pihaknya telah menyiapkan pasir sebanyak 4 dump truck.
“Dulu memang ada penambangan galian pasir di sini. Jadi, beberapa puluh tahun yang lalu, kami kehilangan jejak untuk menganalisis karena pelaku penambang sudah tidak ada,” paparnya.
“Kalau kontur tanahnya yang jelas mengandung pasir karena pasirnya bagus jadi dulu ditambang,” imbuhnya.
Sebagai antisipasi, pihaknya telah mengimbau kepada warga setempat untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana potensi tanah ambrol tersebut.
“Statusnya di sini jelas rawan ambles. Tapi, kami belum bisa memetakan itu, kelemahan kami di situ. Kami masih mencari narasumber yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan,” ucapnya.
Untuk penanganan jangka panjang, pihaknya akan melakukan pemetaan secara geologis. Jadi, solusi penanganan yang tepat dapat ditemukan dan tak ada lagi bencana tanah ambrol di wilayah tersebut.