BOJONEGORO, Tugujatim.id – Di musim penghujan ini membuat kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan di Bojonegoro. Hal ini membuat permintaan stok trombosit di Palang Merah Indonesia juga meningkat.
Sesuai data yang tercatat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, sebanyak 112 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi dalam kurun waktu 1 hingga 17 Desember 2021.
Penyakit DBD yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti ini membuat jumlah trombosit di dalam tubuh manusia pengalami penurunan. Untuk itu, diperlukan tranfusi trombosit bagi penderita DBD.
Kepala Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bojonegoro, dr Imam Sutrisno, menyebutkan bahwa dalam 3 bulan terakhir, dengan adanya kasus tersebut, jumlah permintaan trombosit juga ikut menigkat.
“Dari November 2021 hingga Januari 2022, selalu meningkat (permintaan trombosit) setiap harinya. Bahkan per 17 Januari 2022, permintaan sampai 60 kantong trombosit,” katanya kepada Tugu Jatim, Rabu (19/1/2022).
Adapun permintaan trombosit di PMI Bojonegoro disebutkan selalu ada tergantung jumlah kasus DBD.
“Setiap hari permintaan selalu ada, tergantung dari rumah sakit. Biasanya yang meminta stok darah dari RSUD Sosodoro, RS Aisiyah, dan hampir semua rumah sakit yang menangani demam berdarah. Ada yang sehari minta 30 kantong trombosit,” ujarnya.
Namun begitu, stok trombosit di PMI Bojonegoro dikatakan selalu stabil. Bahkan daerah lain seperti Jombang dan Lamongan ada yang meminta stok trombosit di PMI Bojonegoro.
“Kalau di Bojonegoro kita selalu bergerak di masyarakat, jadi stok darah insyaallah selalu stabil. Setiap hari juga ada pendonor, di PMI Bojonegoro ada 40-50 orang,” kata dr Imam.
Imam menyebut semua bisa menjadi pendonor trombosit, namun ada beberapa ketentuan yang membuat trombosit berkualitas, yaitu saat pendonor mempersiapkan diri sebelumnya, mulai dengan mengatur makanan agar menjadikan darah yang didonorkan tidak terlalu keruh, sehingga membuat trombosit lebih bagus.
Karena setiap pasien DBD membutuhkan 10 kantong darah, dr Imam berharap kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah. Sebab menurutnya, darah menjadi kebutuhan pokok bagi yang membutuhkan.
“Masa demam berdarah saat ini tranfusi trombosit adalah salah satu kewajiban, karena jumlah trombisit di pasien menurun, jadi mau tidak mau harus ada sumbangan trombosit dari luar, caranya dengan mendonorkan darah kita kepada orang lain,” ungkapnya.
Meski sempat ada kendala ketika pandemi, orang-orang takut untuk mendonorkan darah, tapi imam meyakinkan kalau donor darah itu aman, tidak perlu ada yang ditakutkan.