MALANG, Tugujatim.id — Ratusan jemaah calon haji (JCH) menghadiri Pembukaan Manasik Haji 2023 yang digelar oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) RSI Aisyiyah Malang, di Maxone Ascent Hotel Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (11/03/2023).
Acara tersebut menghadirkan sekaligus memperkenalkan banyak fasilitator yang nantinya membantu proses perjalanan ibadah dari JCH dan calon jemaah umrah menuju ke tanah suci. Panitia juga memperkenalkan pembimbing ibadah serta petugas dokter dari KBIHU Aisyiyah Malang.
Kegiatan itu turut mengundang Ketua Persaudaraan Haji RSI Aisyiyah (Perharsia) Pusat, Drs H Imam Supeno MA dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, Dr H Abdul Haris MA. Juga hadir Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang, Drs H Ahmad Taufik Kusuma.
Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang hadir diwakili oleh Kasi Haji, H Muhlis. Sementara Kemenag Kabupaten Malang diwakili Kasi Haji, H Abdul Salam. Keduanya hadir untuk menyampaikan materi terkait dengan kebijakan pemerintah tentang pemberangkatan haji tahun 1444 H/2023 M.
Dalam giat tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, dr H Husnul Muarif turut hadir memberikan penjelasan mengenai kebijakan pemerintah tentang kesehatan JCH 1444 H/2023 M. Dia menyampaikan mengenai syarat kesehatan serta administratif yang harus dipenuhi oleh JCH.
Dia juga berpesan agar JCH senantiasa menjaga kesehatan diri mereka tetap prima, terutama saat mendekati tanggal pemberangkatan haji. “Jaga kebugaran dan kesehatan selama melewati tahapan-tahapan pemeriksaan kesehatan. Seperti syarat vaksin meningitis dan vaksin (COVID 19) hingga yang keempat, sampai dengan vaksin booster yang kedua,” pesan Husnul.
Husnul menambahkan, meski terdapat JCH yang berusia lanjut, data jemaah haji pada 2022 lalu tidak mencatat adanya jemaah asal Kota Malang yang meninggal dunia di tanah suci maupun pasca haji. “Berdasarkan data ini, jemaah yang paling sepuh (tua) adalah 87 tahun. Jadi, belum tentu yang usianya sepuh itu tidak sehat,” tuturnya.
Pembukaan Manasik Haji ini juga dihadiri oleh Ketua KBIHU RSI Aisyiyah Malang, Drs Bahtiar Effendi dan Direktur RSI Aisyiyah Malang, dr Rini Krisnawati MKes FISQua.
Bahtiar menerangkan pentingnya mempersiapkan dan membekali JCH sebelum mereka berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
Kata dia, KBIHU RSI Aisyiyah Malang memberikan bimbingan mulai dari kegiatan pra-manasik haji sebanyak 45 materi, manasik haji sebanyak 45 kali materi, juga pendalaman materi saat Ramadan. Maka, total ada lebih dari 100 materi tatap muka.
“Pra-manasik haji sebanyak 45 kali itu dimaksudkan untuk memperkuat fundamental keimanan keislaman, karena ini sangat esensial sebagai bekal ilmu untuk mengemban misi kemabruran haji. Maka diperkuat dulu pondasinya, baru manasik haji ini, yang 45 kali tatap muka materi ini, tata cara proses haji dari awal hingga akhir,” jelas Bahtiar.
Dia juga mengatakan, serangkaian kegiatan tersebut diberikan sebagai bekal agar para JCH nantinya benar-benar mendapat pengalaman spiritual yang bermakna, tidak sekedar ikut-ikutan saja.
Tak lupa, Ketua KBIHU itu juga mengutarakan harapannya. “Nanti dengan ilmu yang sudah kita berikan, mereka secara pribadi akan melakukan pembaharuan iman secara terus-menerus setiap hari sampai akhir hayat. Harapannya ya semoga keimanannya terus terjaga dan kemabruran haji nanti bisa dirawat. Haji kalau hanya dipandang sebagai melakukan ritual saja, pulang haji ya sudah, tidak ada perubahan yang lebih baik lagi. Itu yang rugi,” pungkasnya.
Sementara Rini mengatakan bahwa KBIHU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RSI Aisyiyah Malang. Maka, RSI Aisyiyah Malang akan selalu memberikan dukungan dan fasilitas bagi kegiatan positif dari KBIHU itu.
“Dari RSI Aisyiyah Malang sendiri selain memberi pelayanan kesehatan juga sebagai syiar dakwah, otomatis segenap kegiatan yang berkaitan dengan KBIHU juga menjadi kewajiban bagi RSI Aisyiyah Malang untuk men-support,” ujarnya.
Kata dia, KBIH RSI Aisyiyah juga mewadahi berbagai kepentingan pasca haji melalui Persaudaraan Haji RSI Aisyiyah (Perhasia).
Selanjutnya, diharapkan jemaah haji senantiasa menjalin silaturahmi berthoabul ‘ilmi bersama rombongan haji. Di sana, para sahabat haji bisa menuangkan ekspresi kemabruran hajinya melalui berbagai aksi-aksi sosial.
“Setelah kegiatan ini tentunya jemaah bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancar, setelah pulang nanti dengan mabrur. Yang kedua tentunya ini akan menambah tali silaturahim dengan jemaah ini, karena kebetulan mereka memiliki komunitas Perhasia, Persaudaraan Haji RSI Aisyiyah. Jadi walaupun pasca haji, masih ada komunikasi lewat Perhasia yang sering berkomunikasi dengan RSI Aisyiyah Malang,” tutup Rini.(ads)