SURABAYA, Tugujatim.id – Peristiwa ambrolnya papan perosotan atau papan seluncur Kenjeran Park (Kenpark), Kota Surabaya, Sabtu (07/05/2022), menjadi peringatan bagi pengelola tempat wisata untuk lebih memperhatikan sejumlah wahananya. Kalau tidak, hal itu akan membahayakan para pengunjung seperti yang terjadi di Kenpark Surabaya.
Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya Agoes Tinus Lis Indrinanto mengatakan, dengan kondisi yang sudah lama karena pandemi Covid-19, beberapa destinasi wisata sudah lama tidak mendapatkan kunjungan yang banyak. Jadi, tidak rutin mendapatkan perawatan secara reguler.
“Sebut saja di Ciputra Water Park, sampai sekarang tutup dan belum dibuka hingga kini. Sedangkan jujukan wisata yang berhubungan dengan waterpark dan masih tersedia dengan kondisi bagus adalah salah satunya berada di Atlantis,” ujarnya pada Jumat (13/05/2022).
Menurut dia, selama pandemi kawasan rekreasi memang tidak digunakan dengan baik. Sehingga pengontrol operasional tidak berjalan dengan lancar. Hal semacam ini sudah diprediksi bakal ada masalah.
![Kecelakaan Wahana Kenpark Surabaya, Pengamat dari Universitas Ciputra: Ini Jadi Peringatan bagi Pengelola Tempat Pariwisata 2 Kenpark Surabaya. (Foto: Istimewa/Tugu Jatim)](https://tugujatim.id/wp-content/uploads/2022/05/c745f6a8-37ae-487a-9ff7-44ccc94af831.jpg)
“Kalau kejadian di Kenpark Surabaya kemarin itu ternyata sampai parah. Ini pelajaran bagi kita semua, khususnya rekan-rekan operator, bukan hanya yang memerlukan perawatan khusus, tapi juga wahana umum perlu diperhatikan kebersihan dan kenyamanannya,” tegasnya.
Menurut dia, libur Lebaran kemarin pengunjung membeludak sehingga tempat wisata memerlukan perawatan.
“Karena selama ini belum pernah mendapatkan gelombang wisatawan yang begitu banyak. Pada saat libur Lebaran kemarin, banyak pengunjung yang datang berlipat-lipat jumlahnya. Karena itu, perawatan yang selama ini tidak dilakukan secara reguler, akhirnya terjadi hal yang tidak diinginkan,” sambung Agoes.
Dia menilai, seharusnya evaluasi atau pemeriksaan izin tidak perlu menunggu kecelakaan terjadi. Di dunia pariwisata, ada Forum Komunikasi Obyek Pariwisata Seluruh Kota Surabaya, di bawah koordinasi dinas.
Perosotan Waterpark Kenjeran Surabaya Ambrol, Belasan Orang Jadi Korban
“Saya apresiasi gerak cepat Pemerintah Kota Surabaya dalam menyikapi permasalahan itu dengan memberikan perhatian dan menyantuni para korban. Tapi, ini bisa jadi pembelajaran agar mengecek kesiapan objek wisata yang dibuka untuk melihat kapasitasnya terlebih dahulu,” paparnya.
Dia mengatakan, ada perbedaan jumlah wisatawan antara sebelum pandemi, masa pandemi, dengan libur Lebaran yang jumlahnya membeludak berkali-kali lipat. Apalagi ditambah tidak adanya persiapan SDM dan tempat yang baik.
“Saya sarankan pemkot mengajak berdialog para pengelola objek wisata untuk mengevaluasi kejadian di Kenpark Surabaya agar tidak dialami oleh wisata lain sambil memberikan bantuan teknis kalau ada yang dibenahi,” terangnya.
Dia juga mengatakan, hal semacam ini bisa juga dialami Wisata Perahu Kalimas.
“Ini bisa jadi dialami Wisata Perahu Kalimas, kondisi perahu belum maksimal operasinya. Kalau membeludak dan tidak diatur kapasitas pengunjungnya, maka bisa mengakibatkan lonjakan yang menimbulkan ketidaknyamanan,” imbuhnya.
Di satu sisi, Agoes mengungkapkan, wisatawan tidak bisa disalahkan karena mereka menahan tidak berplesiran selama dua tahun. Di samping itu, pemerintah memberikan kelonggaran bagi masyarakat dalam melakukan perjalanan, seharusnya lonjakan jumlah pengunjung bisa diprediksi sebenarnya.
“Harapan saya kepada wisatawan, baik di Surabaya maupun luar kota, agar tetap menjaga keamanan dan keselamatan pribadi, khususnya prokes tetap dijalankan. Hati-hati di objek wisata kalau mau menaiki wahana yang sifatnya ada risiko, itu juga diperhatikan,” ujar Agoes.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim