SIDOARJO, Tugujatim.id – Inovasi dan kreativitas yang dilakukan oleh siswa-siswi SMK YPM 11 Wonoayu, Sidoarjo di tengah pandemi Covid-19 terbilang menginspirasi. Pihaknya sukses menciptakan prototipe alat cuci tangan yang bisa mengalir otomatis hanya dengan cara menggerakkan tangah di bawah keran air, tanpa perlu menyentuh bagian kenop atau switch.
Ya, prototipe keran air otomatis layaknya di hotel dan bandara tersebut berhasil dikembangkan oleh anggota komunitas Belajar Ilmu Teknologi (BIT) dari SMK YPM 11 Wonoayu. Di mana alat ini dibuat oleh siswa kelas X jurusan Multimedia, yakni Ibrahim Khalilullah dan Khoirul Muhlisin.
Pembuatan alat cuci tangan otomatis ini diakui dibuat dengan sistem dan alat-alat elektronik sederhana. Hal tersebut diungkapkan oleh Guru Multimedia sekaligus mentor di komunitas BIT, Fadhol Ilul Anam.
“Alat cuci tangan sensor itu disusun dari komponen sederhana, Pak. Seperti ‘arduino nano’ 1 buah, kabel ‘jumper female to female’ 10 buah, lalu ada juga ‘servo’ 1 buah, ditambah baterai 9 volt 2 buah, perlu juga ‘socket’ baterai 2 buah dan semacam sensor ultrasonik 1 buah,” terang Fadhol Ilul Anam pada Tugu Jatim, Rabu (24/2/2021) pagi.
Selain itu, Fadhol menyampaikan jika pembuatan alat sensor cuci tangan itu atas dasar kurangnya kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Sehingga, melalui bimbingan guru multimedia, siswa-siswi SMK YPM 11 Wonoayu mampu merancang komponen-komponen sederhana menjadi alat yang luar biasa.
“Cara kerja alat tersebut (alat cuci tangan sensor, red) amat sederhana. Cukup dengan meletakkan telapak tangan di bawah sensor yang ada di kran, maka air dengan otomatis akan mengalir dan dapat dipakai mencuci tangan (tanpa menyentuh bagian ‘switch’ pada kran, red),” jelas lelaki kelahiran Bangkalan tersebut.
Pembuatan Hanya Memakan Waktu Satu Hari
Namun, yang membuat kreativitas siswa SMK YPM 11 Wonoayu lebih keren lagi adalah durasi pembuatannya. Di mana,para siswa tersebut hanya memerlukan waktu satu hari untuk menyelesaikan satu prototipe alat cuci tangan otomatis bersensor elektronik tersebut. Ya, alat itu dibuat sehari pada Selasa (23/2/2021) kemarin.
“Pembuatan hanya satu hari. Tanggal 23 Februari 2021 kemarin. Yang membuat ialah dua siswa saya yang bernama Ibrahim dan Khoirul, Kelas X, Jurusan Multimedia. Semoga alat ini bermanfaat bagi sekolah dan masyarakat dalam hal menjaga protokoler kesehatan yakni mencuci tangan,” tutur lelaki lulusan S1 Pendidikan Informatika tersebut.
Alat Cuci Tangan Otomatis SMK YPM 11 Wonoayu Dibuat Cukup dengan Biaya Rp 100 Ribu
Anggaran yang diperlukan untuk membeli komponen dan menyusun ‘prototipe’ alat cuci tangan sensor tersebut sekira Rp 100 ribu. Apabila respon masyarakat lokal terhadap alat cuci tangan sensor tersebut bagus, jelas Fadhol, bakal memproduksi dalam jumlah besar dan dikemas lebih futuristik serta menarik agar laku di pasaran.
“Iya Pak. Jika respon masyarakat bagus kami akan memproduksinya,” tegas Fadhol.
“Saya sangat memberikan apresiasi bagi siswa yang telah berhasil membuat alat sensor cuci tangan tersebut dengan menggunakan komponen sederhana. Mengingat jurusan mereka adalah multimedia, tetapi mereka berhasil membuat robotik sederhana berupa alat cuci tangan sensor,” pungkasnya.
Sebagai informasi, BIT merupakan komunitas yang didirikan oleh SMK YPM 11 Wonoayu untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa-siswi di tengah pandemi. Kegiatan rutinnya ialah membuat ‘project‘ di bidang Ilmu Teknologi seperti Robotika, Desain Grafis dan ‘IT Support’ dalam perbaikan komputer. (Rangga Aji/gg)