TUBAN, Tugujatim.id – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), KH Marzuki Mustamar menjelaskan pentingnya bersanad atau berguru. Hal itu ia sampaikan saat Harlah ke-25 Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Bejagung, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Minggu (4/8/2023).
“Barang siapa yang tidak mempunyai guru, maka imamnya adalah setan,” ucapnya mengutip Ulama Tasawuf, Imam Abu Yazid Al-Busthami yang wafat pada 874 Masehi.
“Makanya, masyayikh di Ponpes NU pasti berguru dulu baru berani belajar, karena keterangan dari gurunya,” ucap Marzuki.
Masih kata Marzuki, berguru merupakan salah satu ciri khas ponpes. “Pondok pesantren memiliki ciri khas dalam menerapkan kurikulum, dalam pendidikan menggodok para santrinya. Salah yang paling kentara adalah memiliki ciri khas bersanad,” jelasnya.
Selain berguru, tambah dia, ciri khas lain dari ponpes adalah kitab yang diajarkan masih asli. Bisa dilihat dan disaksikan saat ikut mengaji, para kiai menggunakan kitab lama karena itu dulu didapatkan dari awal kiai belajar.
“Makanya kalau belajar ke Timur Tengah, ngaji dulu ke masyayikh di Nusantara. Khawatirnya yang di sana sudah ada perubahan,” pesannya.
Ciri khas ponpes yang ketiga adalah kiai atau pengasuh ponpes berasal dari nusantara guna mengetahui kondisi dari umatnya.
“Contoh paling mudah, kenapa salat tarawih NU kadang tak kurang dari 20 menit? Karena apa? Kiai kita tahu masyarakat kita banyak pekerja, petani, dan lainnya. Kalau kita dipaksa lama, maka khawatir keesokan harinya tidak balik,” terangnya
Penjelasan Marzuki disepakati oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. “Begitu besar kontribusi dari ulama nusantara untuk dunia. Makanya, benar yang disampaikan Kiai Marzuki, karya ulama kita dipakai di Timur Tengah. Harusnya kita harus pelajari lebih dulu pesantren kita,” ucapnya.
Hal itu Khofifah dapati saat mengunjungi Perpustakaan Nasional Arab Saudi. Di sana, pimpinan perpustakaan itu memperlihatkan karya ulama nusantara, yakni kitab tafsir karya Syeikh Mahfudz At Tarmasi. Di mana kitab itu masih menjadi rujukan bahkan masuk dalam kurikulum doktoral di King Abdul Aziz University.