TUBAN, Tugujatim.id – Julukan kota 1.000 gua memang sangat cocok untuk kabupaten yang terletak di Pesisir Utara Jawa Timur ini. Selain terdapat gua bentukan alam ada satu gua yang sangat unik untuk diulik, yakni Situs Goa Suci. Situs ini dipercaya merupakan peningalan era kemasan Kerajaan Majapahit dan terletak di Desa Wangun, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban.
Lokasi gua yang terletak di perbukitan kapur ini mempunyai pemandangan yang berbeda dengan gua lainnya. Dinding gua yang membentuk garis alur bagaikan zebra cross jalanan. Cahaya yang muncul dari sela-sela dinding gua membuatnya dijuluki Ray Of Light.
Selain pemandangan yang eksotis, Goa Suci ini menyimpan nilai sejarah yang sayang untuk diabaikan. Situs ini disinyalir bekas tambang di era Majapahit. Beberapa bekas peningalan sejarah bisa ditemukan di dinding goa ini.
Baca Juga: Rekomendasi Film Animasi Keluarga yang Cocok untuk Menemani Akhir Pekan
Teguh Fatchu Razi pengiat sejarah setempat yang ditemui di lokasi memaparkan bahwa menurut masyarakat gua ini sudah ada sejak zaman Majapahit. Hal tersebut diperkuat dengan guratan di dinding yang berbentuk inskripsi angka tahun berhuruf Jawa Kuno menunjukan tahun 1295 Saka (1373 M).
“Menurut cerita masyarakat sudah ada sejak Majapahit, ada juga guratan aksara jawa kuno berangka 1295 Saka,” ucap Teguh saat di temui Tugu jatim Minggu (13/12/2020) sore.
Situs Goa Suci ini kira-kira memiliki ukuran panjang 90 meter dan lebar 80 meter. Gua tersebut juga terdapat peningalan berupa goresan relief berbentuk wayang yang merupakan salah satu bagian cerita Arjunawiwaha dan sudah mulai aus.Teguh yang juga anggota Perhimpunan Epigraf Indonesia tersebut menilai bahwa penginggalan situs Goa Suci tersebut tentunya perlu penelitian lebih lanjut.
“Selain ada inskripsi tahun ada juga goresan relief wayang yang mulai aus,” beber Teguh sembari menunjukan aksara pada dinding goa.
Patut disayangkan situs goa suci ini tak terkola dengan baik. Terdapat semak belukar yang tumbuh di sana-sini. Selain itu, terdapat pula bekas coretan vandalisme di dinding gua.
Baca Juga: Wisata Negeri Atas Air, Rumah Minimalis yang Instagramable di Bojonegoro
Efendy, warga Desa Palang yang ikut ke lokasi situs berharap pemerintah dapat lebih memeprhatikan situs peningalan yang mempunyai nilai sejarah agar kelak para penerus dapat menyaksikan kemajuan peradaban masa lalu.
“Patut disayangkan, semoga dapat perhatian lebih dari pemerintah,” harap Efendy. (Agus Setiawan/gg)