Tugujatim.id – 9 Maret yang bertepatan dengan kelahiran Woge Rudolf Soepratman (9/3/1903 ), pencipta lagu kebangsaan Indonesia, telah ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional. Untuk memperingati hari istimewa ini musisi lokal menampilkan pertunjukan musik di Museum Musik Indonesia (MMI) Kota Malang, Rabu (9/3/2022).
Museum ini telah memiliki lebih dari 40 ribu koleksi rekaman dan telah mencatat perkembangan musik tanah air. Bahkan, juga terdapat catatan kejayaan hingga meredupnya musik rock di Kota Malang.
Sofyan Edi Jarwoko, Wakil Wali Kota Malang, yang ikut merayakan Hari Musik Nasional di MMI Kota Malang mengatakan bahwa Kota Malang pernah menjadi barometer musik rock nasional. Untuk itu, Sofyan menilai MMI Kota Malang yang mengoleksi jejak musik tanah air ini merupakan aset berharga bagi Kota Dingin ini.
“Kota Malang pernah dijadikan barometer musik rock tanah air. Saat itu seluruh stakeholder musik rock di Malang ini memberikan dukungan. Musisinya memberikan karya terbaik dan penggemarnya punya penilaian musik yang sangat bagus,” tuturnya.
Hal itu terbukti dengan kesuksesan atau meredupnya musisi rock saat itu. Disebutkan, mayoritas grup band yang bisa tampil dan diterima masyarakat Malang Raya akan bersinar di tempat lain. Hal itu juga berlaku sebaliknya, jika tak memuaskan di Malang maka kebanyakan akan meredup.
“Grub band ketika tampil di Malang dan diterima baik oleh masyarakat Malang, biasanya di tempat lain juga akan sukses. Tetapi tidak sedikit musisi yang dinilai kurang baik di Malang, dia tidak berkembang di tempat lain. Karena selera masyarakat Malang saat itu sangat tinggi,” bebernya.
Jika penampilan group band cukup memuaskan publik Malang, maka pergelaran musik akan berjalan dengan aman. Namun jika tak memuaskan, botol minuman akan melayang ke arah musisi.
Sementara itu, Hengki Herwanto, pendiri MMI Kota Malang, menilai saat ini dunia permusikan di Kota Malang mulai meredup.
“Banyak musisi dengan kiprah luar biasa di kancah internasional, tapi di Kota Malang sendiri kurang dikenal. Misalnya Nova Ruth yang sudah pernah tampil di 5 benua. Sebelum pandemi, dia bisa tampil di 100 pentas musik di berbagai negara,” bebernya.
Kemudian ada Wukir Suryadi yang juga memiliki kiprah hampir sama dengan Nova Ruth. Dia juga pernah menciptakan instrumen musik dengan bambu. Bahkan Sylvia Saartje, rocker perempuan pertama yang tenar di Indonesia lahir di Kota Malang.
“Jadi sebenarnya, kualitas musik di Kota Malang ini luar biasa. Namun saat ini sudah mulai memudar,” ungkapnya.
Pecinta musik Malang Raya, bebernya, rela menjual celananya untuk membeli tiket pentas musik. Hal itu terjadi pada era keemasan musik rock di Malang. Namun ketika mereka tak puas dengan penampilan musisinya, mereka akan melempar sesuatu kepada musisi itu.
“Hal itu menggambarkan betapa cintanya untuk mengharap sajian musik bermutu. Makanya jika ada sajian musik yang gak bagus akan dilempari,” imbuhnya.
Kini Hengki berharap Pemerintah Kota Malang bisa mendorong siswa siswa di Kota Malang untuk diwajibkan berkunjung di museum museum di Kota Malang. Selain menambah wawasan, hal itu bisa menggeliatkan perekonomian museum di Kota Malang.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim