TUBAN, Tugujatim.id – Abdul Basith, warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, ini sukses mengembangkan budi daya tanaman bonsai. Bahkan, pengusaha bonsai ini berhasil memasarkan hasil tanamannya di bebarapa daerah di Jatim dan Jateng.
Pria yang saat ini berusia 27 tahun itu menggeluti dunia tanaman beberapa tahun yang lalu. Kini dari hasil jerih payahnya, dia bisa mendapatkan omzet puluhan setiap bulan.
Abdul, sapaan akrabnya, mengatakan, sebenanya tak tebesit dalam benaknya berbisnis dengan tanaman hias bonsasi. Sebab, pengusaha bonsai itu sendiri tak memiliki pengalaman dan ketertarikan di bidang tersebut.
Selain itu, bekal yang dia dapatkan sebelumnya selama menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Jepang, bertolak belakang dengan yang saat ini dilakukan.
Namun, berkat ketekunan serta keterampilan yang diajarkan sang mertua, kini pengusaha bonsai ini mulai dapat menikmati pekerjaan barunya.
“Dulu setelah menikah, rencana mau balik ke Jepang, tapi orang tua melarang. Kemudian diajak belajar budi daya bonsai. Alhamdulillah sekarang bisa budi daya sendiri,” kata Abdul.
Dengan memanfatakan lahan berukuran 8×24 meter miliknya, puluhan tanaman hias berbagai bentuk, jenis, dan ukuran dipajang di tempat itu. Beragam bonsai jenis yang di-display mulai mustam, serut, mangkok merah, elegan, asem, dan beragam jenis bonsai yang lain.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi berkisar antara Rp 300 ribu-Rp 10 juta, tergantung kesulitan dan nilai seninya yang tinggi. Untuk bahan bakunya, dia memperoleh dari para pendongkel yang ada di wilayah Tuban.
“Harga sesuai dengan keunikan, lalu tingkat kesulitan dalam pembentukannya. Awal buka usaha ini, bonsai jenis serut pernah laku Rp 10 juta,” tutur Abdul.
Selain memasarkan ke komunitas pencinta bonsai, pemasarannya pun dipermudah dengan adanya teknologi,
“Jualnya lewat komunitas bonsai, kebanyakan pembelinya dari Tuban tapi ada yang dari Bojonegoro hingga Kediri. Mereka tahunya dari media sosial,” ujarnya.