MALANG, Tugujatim.id – Peringatan International Women’s Day yang dilakukan setiap tanggal 8 Maret itu, membuat banyak perempuan di Indonesia selalu menjadi inspirasi, termasuk perempuan-perempuan di Kota Malang. Salah satunya Drg Nina Agustin Sp Ort. Sebab, Drg Nina menjadi salah satu jajaran perempuan yang terbilang sukses menjalani profesinya sebagai spesialis ortodonti sekaligus pebisnis di Malang Raya. Seperti apa sih perjalanan karirnya hingga bisa sesukses sekarang?
Sebagai owner dari NDC Esthetic Dental Clinic, Drg Nina saat ini sudah memiliki 8 cabang di Malang Raya, Pandaan, dan Magetan. Terbaru, dia tengah bersiap untuk ekspansi ke luar Jatim hingga merambah ke bisnis properti.
Dokter cantik berambut panjang ini juga merupakan dokter modis, stylist, dan juga eksis di berbagai media sosial. Tak hanya merekam dan memublikasikan aktivitasnya, Drg Nina juga aktif mengedukasi warganet, terutama tentang dunia kesehatan.
Perempuan kelahiran Kediri, 15 Agustus 1985, ini meniti karirnya sejak 2010. Sebagai salah satu dokter gigi yang menjalankan praktik di RS MH Thamrin Salemba Jakarta, Drg Nina juga membangun salah satu usahanya di bidang fashion dan kecantikan dengan membuka bisnis spa serta refleksi.
“Lulus dari SMA di Kediri, saya melanjutkan studi di FKG Unair Surabaya. Setelah lulus, saya melanjutkan karir ke Jakarta dengan membuka praktik di RS MH Thamrin dan beberapa tempat. Selama membuka praktik, saya juga berbisnis di bidang fashion dan kecantikan sesuai hobi,” ujarnya.
Alhasil upayanya menjalankan kedua pekerjaan itu cukup berhasil sehingga terus berkembang dan menghasilkan pundi-pundi penghasilan. Pengalaman bekerja dan membuka usaha itu juga menjadi kunci kesuksesannya mengembangkan bisnis di Malang Raya.
Tahun 2015, ibu dua anak itu memutuskan untuk hijrah ke Malang. Tanpa da teman dan relasi, dia nekat membuka praktik pribadi dengan merekrut karyawan yang saat itu hanya dua orang. Dia mengatakan, benar-benar merintis usaha mulai dari 0 sehingga kembali belajar untuk bisa multitasking. Mulai dari buka praktik sampai malem bahkan subuh hingga merangkap jadi front office. Semua itu terus dia lakoni meski sempat ingin menyerah.
“Kadang ketika berproses, di tengah jalan itu muncul keinginan untuk menyerah. Saat itu pasien sepi sekali, seminggu cuma satu orang, kadang juga tidak ada sama sekali. Effort saya diuji, terus maju atau tutup,” imbuhnya.
Namun, dia tetap konsisten dan percaya diri untuk melanjutkan bisnisnya. Hingga dalam kurun waktu dua tahun setelahnya, pada 2017 praktik pribadinya sudah bertransformasi menjadi NDC Esthetic Dental Clinic dengan 100 karyawan.
Perempuan yang juga ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kota Malang ini mengatakan, pencapaiannya dalam karir saat ini juga dilatarbelakangi background keluarga yang gemar berbisnis. Belajar dari nenek dan kakeknya yang memiliki usaha, Drg Nina tumbuh menjadi sosok perempuan mandiri, tangguh, percaya diri, inovatif, dan pantang menyerah.
“Saya terbiasa ikut nenek jualan di pasar sejak kecil. Sejak SD atau SMP, ayah saya selalu dari dulu cenderung suka memberikan barang daripada uang. Ayah saya suka membelikan barang grosiran dan mendorong berpikir gimana caranya barang itu bisa diputar supaya menghasilkan uang untuk saya sendiri,” bebernya.
Misalkan saja ketika perlu penghapus, maka sang ayah akan membelikan satu pak penghapus. Dari barang tersebut, Drg Nina akan memutar otak agar bisa menghasilkan uang. Dari situlah, kemudian dia kian terlatih dengan mengasah jiwa entrepreneur dan mindset sebagai pebisnis.
Saat disinggung alasannya memilih profesi sebagai dokter gigi dengan spesialisasi orthodinthist, ternyata tak jauh dari kegemarannya dengan dunia seni.
“Ortodonti itu kan suatu bidang spesialis untuk merapikan gigi dan memperbaiki profilnya (tampilan wajah). Baik susunan gigi, rahang, dan wajah. Banyak pasien yang datang itu keluhannya merasa insecure. Dan inilah seni yang saya dapatkan ketika masuk ke ortodonti. Saya bisa perbaiki susunan gigi sampai profil wajah mereka. Hingga pada akhirnya pasien lebih percaya diri dan secara nggak langsung juga memperbaiki tingkat kualitas hidupnya,” urainya.
Ke depannya, dokter yang juga aktif di Yayasan Rotary Club ini ingin terus bertumbuh baik di bidang kesehatan hingga bisnis. Hal ini sebagai bentuk komitmennya untuk mendedikasikan diri agar dapat bermanfaat bagi sesama.
“Karena kebahagiaan yang utama adalah bisa bermanfaat bagi sesama, bukan hanya diri sendiri. Karena dikatakan sukses itu ketika kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Percuma, kita bahagia tapi menjadi satu-satunya yang bahagia,” ujarnya. (ads)
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim