TUBAN, Tugujatim.id – Desa di wilayah Kabupaten Tuban yang mengalami krisis air bersih berpotensi bertambah. Mengingat kekeringan masih akan terjadi hingga November 2023.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban Sudarmaji menuturkan, sampai hari ini sudah 16 desa di delapan wilayah kecamatan yang meminta bantuan droping air bersih.
“Ya sekarang bertambah dua di desa di Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan; dan Desa Mander, Kecamatan Tambakboyo. Jumlahnya 16 desa tersebar di delapan kecamatan,” ucap Sudarmaji, Rabu (27/09/2023).
Eks Kepala Dinas PRKP Kabupaten Tuban ini menyampaikan, situasi seperti ini bisa berlangsung hingga bulan 11. Hal tersebut berdasarkan prediksi dari BMKG, bahwa kemungkinan wilayah Tuban memasuki musim hujan terjadi pada November dasarian 1.
“Dengan prediksi tersebut dimungkinkan BPBD masih akan mengirim droping air bersih sampai akhir November,” katanya.
Meski begitu, pihaknya berharap rencana yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bakal Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan.

Jika memang direalisasikan, bisa mengisi waduk-waduk. Sebab, saat ini kondisinya banyak yang kering sehingga krisis air bersih.
“Semoga aja. Soalnya saya dapat informasi itu,” terangnya.
Saat ini, dia bersama instansi terkait rutin mendroping air bersih dengan menggunakan 9 unit mobil tangki, masing-masing milik BPBD dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo 4 unit mobil dan satu unit mobil tangki milik Palang Merah Indonesia (PMI) Tuban.
“Ya kalau droping seminggu sekali rutin. Ada juga empat hari. Tergantung tingkat kebutuhannya,” ujarnya.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati