BOJONEGORO, Tugujatim.id – Kurma adalah buah yang identik dari Timur Tengah. Rasanya yang manis membuat buah ini sangat cocok dikonsumsi ketika bulan puasa. Biasanya disantap saat berbuka puasa atau sahur.
Namun, apa jadinya jika ada yang membuat kurma dari buah tomat. Seperti yang dilakukan Sri Endah Wahyuningsih, ibu rumah tangga asal Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Dia mampu mengolah tomat segar menjadi manisan yang manis dan legit dan mirip dengan kurma.
Kepada Tugu Jatim, Endah membeberkan cara pengolahan tomat hingga menjadi manisan yang dia beri nama ‘Kurmo Jowo’.
Pertama, pilih buah tomat yang segar dan berwarna merah penuh. Jangan sampai ada warna hijau pada buah tomat yang akan digunakan untuk manisan, karena warna hijau akan membuat tomat menjadi hitam ketika diolah.
Langkah selanjutnya, rendam tomat menggunakan air kapur sirih selama 24 jam.
Setelah dilakukan perendaman dengan waktu yang telah ditentukan, tomat kemudian dicuci di air mengalir hingga bersih untuk menghilangkan sisa kapur sirih dan juga biji tomat yang ada di dalamnya.
“Jadi cara mencucinya itu di penyet-penyet supaya biji tomatnya bisa keluar. Ini dilakukan 2-3 kali pencucian,” ungkap Sri Endah.
Setelah itu, tiriskan tomat dan siapkan wajan untuk merebus tomat. Kemudian, masukan tomat di dalam perebusan, taburi gula dengan perbandingan 5:1 (banyak gula). Nyalakan kompor dengan api kecil hingga gula larut, kemudian besarkan api.
“Rebus sampai air gula mendekati habis,” tuturnya.
Lalu, diamkan hingga dingin untuk selanjutnya ditata pada loyang pengeringan. Buah tomat yang sudah tertata siap dikeringkan di bawah sinar matahari maupun oven pengering untuk manisan.
“Biasanya seperti pengeraman ayam, pakai lampu, tapi sampai saat ini saya masih mengandalkan matahari dan ditutup kelambu untuk menghindari hewan yang hinggap,” ujar Sri Endah.
Dia mengungkapkan, pengeringan menggunakan matahari memakan waktu 3 hari jika panas yang diterima cukup. Apabila ketika musim penghujan, pengeringan bahkan memakan waktu lebih dari 5 hari.
Selanjutnya, kurma siap dikemas dan dipasarkan ke masyarakat. Hingga kini, Sri Endah yang memulai usahanya dari tahun 1992 itu telah memiliki pelanggan di Bojonegoro, Bandung, Bali, Kalimantan, Surabaya, Mojokerto, dan Malang.
Bahkan pada tahun 2018, Sri Endah mengaku bisa menghabiskan 6 kwintal tomat dalam 1 bulan selama bulan Ramadhan, dengan omzet yang diperoleh hingga Rp 10 juta.
“Kalau sekarang omzetnya naik turun,” katanya.
Endah menceritakan, awal mula membuat makanan Kurmo Jowo ini sebab dirinya gemar mengonsumsi tomat sejak duduk di bangku SMA. Apalagi di sekitar rumahnya melimpah tomat, yakni saat tinggal di Kota Malang.
“Dulu mulai belajar membuat kurma tomat itu sejak tahun 1992, waktu itu belajar buat sama adik, dan saya sajikan sebagai camilan lebaran, ternyata banyak yang suka dan pesan,” ungkapnya.
Setelah kembali ke Bojonegoro, Endah berniat untuk mengenalkan produknya tersebut di Bojonegoro dengan terlebih dahulu mengurus PIRT. Selang satu tahun izin produknya keluar pada tahun 2010, dan produknya mulai diterima di toko aneka camilan dan supermarket di Bojonegoro.
Untuk anda yang penasaran bisa lihat langsung di akun IG: Kurmojowo_tomat atau beli langsung produknya di Toko Aneka Camilan Jl. Diponegoro atau IKM Mart, Jl. Pemuda dan Bravo serta KDS.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim