MALANG, Tugujatim.id – Lesbumi PCNU Kota Malang bakal menggelar acara menyambut Ramadhan 2023 lho! Mereka pun sudah mempersiapkan acara Jigang Ramadhan 2023 “Ngaji Tigang Dinten Ing Wulan Ramadhan” yang bekerja sama dengan Pesantren Waqiah Indonesia di Perum Joyogrand, Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Sabtu-Senin (01-03/04/2023).
Acara Lesbumi PCNU Kota Malang saat Ramadhan ini membuka peserta untuk umum dengan 25 orang saja. Eits, peserta tidak perlu khawatir karena event ini digelar gratis tanpa biaya apa pun.
Ketua Lesbumi PCNU Kota Malang Fathul H. Panatapraja mengatakan, acara tersebut digelar khusus menyambut Ramadhan. Tentu saja, dia mengatakan, bulan ini membuka peluang melakukan banyak kegiatan mulia.
“Acara ini memang khusus untuk menyambut datangnya Ramadhan. Kita bisa melakukan sesuatu yang mulia. Sesuatu yang mulia itu adalah ilmu, maka kita berkegiatan dalam hal keilmuan,” ucapnya pada Selasa (07/03/2023).
Pria lulusan Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Widya Sasana Malang ini juga menyampaikan mengambil tema Jigang Ramadhan dan ngaji selama tiga hari karena memiliki makna tersendiri. Dia mengatakan, bahwa Jigang Ramadhan ini adalah akronim dari Ngaji Tigang Dinten ing Wulan Ramadhan.
“Jigang Ramadhan ini akronim dari Ngaji Tigang Dinten ing Wulan Ramadhan. Kalau dibahasaindonesiakan, mengaji tiga hari di bulan Ramadhan. Selain akronim tersebut, kata jigang ini mengambil dari spirit dawuh Sunan Kudus: ‘Gusjigang’ (santri bagus, pinter ngaji, pinter dagang). Artinya, seorang santri adalah sosok yang berperilaku atau berakhlak baik, paham ilmu agama, dan sanggup bekerja dan menafkahi keluarga,” jelasnya.
Baca Berita Lainnya:
Tips Hadapi Ancaman Kekerasan dan Bullying pada Anak
Parkir Sembarangan, 20 Mobil Digembok Dishub Malang
Laki-laki berumur 33 tahun ini ingin menyampaikan beberapa pesan soal angeli ananing ora keli. Artinya, kita hidup di zaman yang memiliki arus besar, boleh kita mengikuti arus tapi tidak boleh tenggelam terbawa arus.
“Angeli, ananging ora keli adalah dawuh dari Sunan Kalijaga yang tertulis dalam Serat Lokajaya. Artinya, kita hidup di zaman yang memiliki arus besar, boleh kita mengikuti arus tapi tidak boleh tenggelam terbawa arus. Karena yang tenggelam dan terbawa arus (misal di sungai) hanya dua yaitu kotoran dan bangkai hewan,” bebernya.
Fathul mengungkapkan sengaja membatasi kuota bagi peserta sebanyak 25 orang. Sebab, Lesbumi juga ingin membuat peserta dalam kelas Ramadhan nanti lebih fokus.
“Iya, kegiatannya ada beberapa syarat karena berlangsung selama tiga hari. Jadi, pesertanya terbatas agar mereka lebih fokus,” tuturnya.
Dia mengatakan, akan menerapkan sistem ngaji ala pesantren. Selain itu, ada juga diskusi hingga musyawarah atar peserta.
“Untuk acara ini nanti akan seperti ngaji ala pesantren, juga ada diskusi dan musyawarah,” ujar pria asal Blitar ini.
Event Rutin Istimewakan Ramadhan
Fathul bersama Lesbumi ingin mengistimewakan Ramadhan dengan mengisi melalui program yang bernuansa keilmuan. Pria yang berprofesi sebagai penulis ini juga berharap para peserta yang lolos bisa fokus mengikuti semua kegiatannya nanti agar berjalan dengan lancar.
“Kami tidak berharap yang ikut banyak. Kami berharap yang ikut sesuai jumlah yang ditentukan. Karena kami fokus dengan proses acara dan materi yang disajikan agar berjalan sebagaimana mestinya,” jelasnya.
Menurut dia, ngaji ala pesantren ini bakal menyediakan bahan pokok bagi peserta. Tapi, bentuknya berupa masakan setiap hari saat berbuka puasa. Jadi, bukan untuk dibagi-bagikan seperti memberikan satunan.
“Acara ini bukan untuk bakti sosial. Ini murni ngaji Ramadhan seperti di pesantren pada umumnya. Bahan pokok kami siapkan untuk dimasak setiap hari saat berbuka puasa, bukan untuk dibagi-bagikan seperti santunan atau kegiatan bakti sosial lainnya,” ucapnya.
Menurut dia, Lesbumi PCNU Kota Malang menggandeng Pesantren Waqiah Indonesia karena program tersebut mereka rancang untuk dilakukan setiap tahun dan berkeliling dari satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Dia melanjutkan, kebetulan Ramadhan tahun ini akan dimulai dari Kecamatan Lowokwaru.
“Program ini kami rancang setiap tahun dan berkeliling dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya. Kebetulan tahun ini kami mulai dari Kecamatan Lowokwaru. Kami pilih dan cocok Pesantren Waqiah Indonesia. Tahun depan, kami ke pesantren lain di kecamatan lain,” tuturnya.
Fathul mengatakan, Pesantren Waqiah berperan sebagai tuan rumah tempat acara berlangsung. Selain itu, ini menjadi rangkaian kegiatan sinergis dengan program Pesantren Waqiah yaitu Majelis BBM (Bengi-Bengi Melek’an).
“Ini satu rangkaian sinergis dengan program Pesantren Waqiah, yaitu Majelis BBM (Bengi-Bengi Melek’an),” ujarnya.
Untuk pematerinya, dia membeberkan berasal dari para akademisi dan praktisi. Jadi, Lesbumi pun benar-benar memberikan materi yang berkualitas untuk para peserta.
“Untuk pemateri acara ini nanti itu dari akademisi dan praktisi. Jadi sayang kalau nggak daftar,” ungkapnya.
Terakhir, dia menyampaikan sudah menyediakan berbagai macam bahan pokok untuk dimasak bersama-sama panitia dan peserta. Tujuannya untuk menciptakan kerukunan dan keguyuban.
“Bahan pokok dipersiapkan untuk dimasak bersama-sama. Karena bulan puasa, ada jadwal buka dan sahur, kami sediakan bahan pokok untuk dimasak panitia dan peserta. Nanti juga dimakan bersama-sama agar lebih guyub dan rukun. Seperti halnya di pesantren pada umumnya, masak bersama-sama, makan bersama-sama,” tutupnya. (M-6)