MALANG, Tugujatim.id – Program IDD Talk FEB Unisma menggelar podcast edisi 12 dengan tajuk Ngobrol Santai (Ngobas) di Tim Studio Marketing & Entrepreneurship saat bulan Ramadhan 2023. Istimewanya, podcast kali ini menghadirkan empat mahasiswa asing FEB Unisma yang sedang belajar di Kota Malang.
Empat mahasiswa asing FEB Unisma itu dari Uzbekistan dan Brunei Darussalam. Rinciannya, tiga mahasiswa dari Uzbekistan adalah Ravshan Habiyev, Sevara Sultanova, dan Shakhzod Tulaganov. Untuk dari Brunei Darussalam adalah Irfan Hadeef Adam.
Podcast kali ini begitu gayeng saat dipandu Direktur IDD FEB Unisma Erfan Efendi dan Ketua Lab Studio Marketing & Entrepreneurship Denny Chandra.
Dekan FEB Unisma Nur Diana SE MSi mengatakan bahagia kampus ini menerima beberapa mahasiswa asing untuk belajar. Dia menjelaskan, upaya internasionalisasi di fakultas ini tampak konkret.
“Kami berharap mahasiswa bisa belajar dengan baik. Selain itu, mereka juga bisa menyerap berbagai ilmu sebagai bekal bidang akademiknya. Sebab, FEB Unisma memiliki berbagai program. Mulai dari seminar, international community services, podcast, conference, berkunjung ke industri, dan program lainnya,” katanya.
Menurut dia, pihaknya memberikan peluang agar mereka maksimal belajar dan mencari pengalaman selama studi di Unisma.
Sementara itu, mahasiswa asing FEB Unisma pun tampak seru berbagi pengalaman selama studi di Indonesia, apalagi ketika harus puasa di bulan Ramadhan. Mereka merasa ada perbedaan budaya dan tradisi di antara kedua negara. Jadi, mereka harus bisa adaptasi dengan lingkungan baru.
“Sangat berharga sekali bisa puasa di Indonesia. Ini luar biasa bagi saya,” kata salah satu mahasiswa.
Dia mengatakan, dirinya bisa belajar soal budaya maupun tradisi di Indonesia hingga bisa bersosialisasi dengan masyarakat.
“Banyak budaya dan tradisi di Indonesia yang saya pelajari. Bahkan, saya lebih terhubung dengan masyarakat setempat,” katanya.
Selain itu, dia mengatakan, merasa kaget dengan kebiasaan di Indonesia. Menurut dia, perempuan Uzbekistan tidak salat Tarawih di masjid. Sedangkan di Indonesia, perempuan ikut Tarawih langsung di masjid.
“Saya kaget perempuan ikut Tarawih di masjid. Sebab, di Uzbekistan perempuan tidak boleh Tarawih ke masjid,” ungkap mahasiswa lainnya.
Sementara itu, mahasiswa asing FEB Unisma lainnya mengaku rindu dengan keluarganya saat puasa Ramadhan kali ini.
“Rindu kepada keluarga adalah hal tersulit saat berpuasa di Indonesia. Saya sangat rindu berpuasa bersama mereka,” ujarnya.
Salah satu pendengar podcast FEB Unisma pun merespons positif saat para mahasiswa asing membagikan pengalamannya puasa di Indonesia.
“Ini adalah contoh yang baik tentang bagaimana budaya dan agama dapat menjadi jembatan untuk membangun pemahaman dan toleransi di antara kita,” kata salah satu pendengar podcast tersebut. (adv)