Tugujatim.id – Dalam rangka meningkatkan potensi desa, mahasiswa KKN reguler model Universitas Negeri Malang (UM) membuat penyusunan video profil sebagai salah satu program kerjanya di Kecamatan Wonosari, Desa Sumberdem, Kabupaten Malang.
Pembuatan video profil Desa Sumberdem ini diinisiasi oleh tim KKN dibawah bimbingan Andika Bagus Nur Rahma Putra SPd MPd.
Sedangkan, pengerjaan video dilakukan oleh Gamas Qatrunnada Widodo sebagai sutradara, Nabila Az Azahra Arli sebagai penata kamera, Lala Mawarni Sutrisna sebagai editor, Putri Nahdliyah Ayu Khumaidah sebagai narrator dan pengisi suara, dan Claryan Ramadhan Witjaksono sebagai penata musik.
Menurut Andika Bagus, pengambilan video dilakukan di beberapa titik yang menjadi ciri khas Desa Sumberdem. Tujuannya, untuk mempromosikan berbagai potensi desa agar dapat dikenal masyarakat sekaligus memajukan pariwisata dan perekonomian masyarakat desa setempat.
“Proses pembuatan video profil Desa Sumberdem memerlukan waktu sekitar 20 hari, dimulai dari observasi lokasi, pengambilan video, pembuatan konsep video, pengambilan video, dan proses pengeditan video, serta revisi,” ujarnya.
Desa Sumberdem sendiri, berada di wilayah Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Nama Sumberdem diambil dari Bahasa Jawa yang terdiri dari 2 kata yaitu Sumber dan Dem yang bermakna sumber mata air yang dingin.

Selaras dengan namanya, Desa Sumberdem dikelilingi banyak sumber mata air yang terus mengalir. Udara di wilayah ini pun terasa dingin karena bertengger di kaki Gunung Kawi.
Pada pembuatan video profil desa ini, tim KNN UM mengangkat 4 dusun dan 5 kampung tematik yang ada di Desa Sumberdem.
Kelima kampung tematik tersebut yakni Kampoeng Kopi, Kampung Rosella, Kampung KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari), Kampung Toga, dan Kampung Ternak yang akan dibahas lebih detail sebagai berikut.
1. Kampoeng Kopi, merupakan sentra penghasil kopi di Desa Sumberdem yang cukup terkenal. Pencanangan Kampoeng Kopi dillakukan pada Desember 2019.
Kampoeng kopi ini didirikan dengan tujuan agar masyarakat dapat belajar tentang cara mengelola kopi sehingga ke depannya masyarakat di Desa Sumberdem dapat memanfaatkan hasil panennya. Sebab itu, mayoritas 90 persen penduduk berprofesi sebagai petani kopi.
Produk kopi yang dihasilkan oleh Kampoeng Kopi beragam, mulai dari kopi robusta, excelsa, liberica, hingga arabica. Selain itu, petani kopi di Desa Sumberdem tidak hanya menghasilkan biji kopi hijau (green bean), tetapi juga melakkan pemrosessan biji kopi mulai dari tahap panen sampai tahap roasting.
Beberapa masyarakat Kampoeng Kopi masih mengolah kopi dengan cara tradisional, seperti penjemuran yang masih mengandalkan panas matahari dan penyangraian kopi yang masih menggunakan tungku.
Meski demikian, pengolahan kopi yang dikerjakan secara manual ini sengaja dilakukan untuk menjaga kualitas rasa serta orisinalitas hasil olahan kopi di Kampoeng Kopi.
Salah satu merk kopi yang menjadi produk unggulan dari Kampoeng Kopi adalah Kopi 1832 yang diambil dari tahun pendataan varietas kopi di Kabupaten Malang.
Adanya branding Kampoeng Kopi agar komoditas kopi dari Desa Sumberdem dapat dikenal lebih luas oleh publik sebagai destinasi wisata yang menyajikan budaya dan adat penduduk setempat.
2. Kampung Rosella. Disebut Kampung Rosella karena wilayah ini merupakan sentra kluster rosella, di mana hampir semua warga kampung menanam bunga rosella atau Hibiscus Sabdariffa.
Awal mula branding kampung rosella dimulai dengan tumbuhnya kesadaran penduduk setempat bahwa rosella yang mereka tanam membawa segudang manfaat.
Beberapa manfaat rosella bagi kesehatan antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, sebagai antioksidan, sebagai antidepresan, mencegah tumor dan kanker, menurunkan tekanan darah tinggi, dan masih banyak manfaat lainnya.
Menyadari manfaat tersebut, semakin banyak warga Desa Sumberdem yang tertarik untuk membudidayakan tanaman rosella di pekarangan rumahnya.
Ketertarikan warga akan tanaman rosella ditambah dengan dukungan kepala desa yang akhirnya menjadikan rosella sebagai potensi unggulan daerah.
Hasil panen tanaman rosella tidak hanya dijual dalam bentuk rosella kering. Tanaman bunga rosella sudah diolah menjadi berbagai olahan makanan dan minuman, misalnya seperti olahan stik rosella, minuman botanical rosella, dodol rosella, dan teh rosella.
Beberapa produk olahan bunga rosella ini sudah dipasarkan sampai tingkat nasional, dan sudah memiliki izin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga), NIB (Nomor Izin Berusaha) dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
3. Kampung KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) merupakan sentra usaha rumahan penduduk yang secara intensif memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk pengembangan berbagai sumber daya lokal.
Adanya pengelolaan usaha rumahan ini menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam.
Dengan memanfaatkan halaman dan pekarangan di samping rumah, masyarakat setempat bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kampung KRPL bertujuan untuk mencukupi ketersedian pangan dan gizi di tingkat rumah tangga. Hasil dari usaha pekarangan ini memang lebih diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi rumah tangga.
Namun, selebihnya dapat dibagikan atau disumbangkan kepada anggota kelompok lainnya.
4. Kampung TOGA yang merupakan singkatan dari kampung tanaman obat keluarga. Di kampung ini, masyarakat menanam berbagai jenis tanaman obat keluarga yang memiliki berbagai khasiat di pekarangan rumahnya.
Salah satu tanaman obat keluarga yang ditanam di kampung ini misalnya lidah buaya yang memiliki manfaat di bidang kesehatan dan kecantikan.
Di bidang kecantikan, lidah buaya bermanfaat untuk mengatasi kulit kering, menghilangkan jerawat, dan membersihkan make up. Di bidang kesehatan, lidah buaya dapat mengatasi mata bengkak, mempercepat penyembuhan luka, meredakan gatal, menurunkan kadar gula darah, dan melancarkan buang air besar.
Selain itu, ada pula tanaman kumis kucing yang bermanfaat untuk mengobati infeksi saluran kencing dan penyakit ginjal. Di kampung tersebut juga terdapat tanaman daun mint yang bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengatasi gangguan pencernaan.
5. Kampung Ternak atau yang sering dikenal sebagai kampung kambing. Nama kampung ini disematkan kepada Desa Sumberdem sebab mayoritas penduduk di sana memelihara kambing dengan jumlah cukup banyak.
Varian kambing yang dipelihara di Desa Sumberdem sangat beragam tetapi banyak penduduk yang memelihara kambing Etawa.
Di sana, masyarakat telah membentuk beberapa kelompok yang terbagi dalam pemilik modal dan kandang serta peternak kambing. Kampung Ternak menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat setempat dengan beragam komoditi ternak serta unsur penunjangnya.
Tidak hanya menghasilkan produk ternak unggulan, beberapa sumber daya yang dihasilkan dari Kampung ternak ini juga dapat dimanfaatkan.
Misalnya, limbah ternak berupa kotoran kambing dapat diolah menjadi pupuk organik. Pupuk kotoran kambing ini diyakini memiliki kandungan kalium yang tinggi, sehingga cocok dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan bunga dan tanaman.
Dengan demikian, melalui pembuatan video profil Desa Sumberdem yang berisi sesuai uraian di atas, diharapkan masyarakat luas dapat mengetahui potensi-potensi yang ada di Desa Sumberdem.
Termasuk, agar potensi desa yang dipromosikan secara luas dapat memajukan pariwisata di desa tersebut. Sebab, dengan memajukan pariwisata, maka perekonomia masyarakat Desa Sumberdem juga akan meningkat. (Adv)
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim