MALANG, Tugujatim.id – Prestasi terbaru ditorehkan putra-putri Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) dengan meraih dua gelar juara dalam kompetisi pemilihan Duta Jawa Timur. Dua mahasiswa Unikama berprestasi ini yaitu Gigih Tantra Adyaksa yang dinobatkan sebagai Duta Perlindungan Anak Jawa Timur 2023 dan Nindya Ayu Kristanti yang meraih gelar Duta Putera Puteri Karya Jawa Timur 2023.
Rasa bangga tampak terlihat dari kedua mahasiswa Unikama ini usai meraih gelar juara saat ditemui Tugu Jatim. Nindya Ayu Kristanti merasa bersyukur atas pencapaian ini sambil menekankan dukungan dan doa dari keluarga hingga kerabatnya.
Nindya memberikan alasan kuat mengapa dia memilih terlibat dalam kompetisi ini karena ketertarikannya dalam bidang pariwisata. Dia melihat dunia pariwisata bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai wadah untuk belajar hal baru.
Nindya pun menerapkan advokasi terkait pariwisata dalam perannya sebagai Duta Karya. Dia berhasil menggabungkan minatnya dalam mengunjungi berbagai destinasi wisata dengan tujuan positif dalam memajukan pariwisata.
“Saya nanti akan memperkenalkan kepada masyarakat soal potensi dan sadar wisata yang bukan hanya sekadar ajang refreshing, lebih dari itu. Semuanya juga dapat belajar akan filosofi dan sejarahnya kapan pun, di mana pun, dan kepada siapa pun,” imbuh Nindya.
Dia juga mengajak untuk melakukan yang terbaik, menjalankan hal-hal positif sesuai dengan passion masing-masing, dan tidak takut mencoba hal baru.
Nindya juga menghubungkan passion-nya dalam bidang pariwisata dengan advokasi untuk menciptakan suasana lingkungan yang ramah anak.
“Saya berharap bisa meningkatkan kesadaran pentingnya pendidikan melalui peran barunya,” katanya.
Sementara itu, Gigih Tantra Adyaksa juga bersyukur dan kepercayaannya atas tanggung jawab yang diemban sebagai garda terdepan dalam melindungi hak-hak anak di Jatim. Gigih tergerak untuk terjun langsung dalam pencegahan dan penanganan kekerasan anak, mengingat maraknya kasus kekerasan terhadap anak di Jatim.
“Saya akan terus belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dalam menyuarakan hak-hak anak di Jatim,” kata Gigih.
Dia mengaku melakukan persiapan komprehensif dengan menganalisis data, melakukan studi lapangan, dan mempelajari undang-undang perlindungan anak, serta proses hukum terkait. Gigih menganalisis data dan mendapatkan informasi langsung dari lembaga terkait untuk memahami kasus kekerasan anak di Jatim.
Dalam konteks berbagi pengalaman dan motivasi, Gigih mendorong rekan-rekan mahasiswa untuk menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan yang ramah anak dan peka terhadap masalah kekerasan anak.
“Melalui Program 2P (Pelopor dan Pelapor) bisa menjadi langkah preventif dalam mencegah dan meminimalisasi adanya tindak kekerasan terhadap anak, di mana menempatkan anak sebagai subjeknya,” terang Gigih dalam menjelaskan advokasi 2P.
Untuk diketahui, kedua mahasiswa Unikama ini sebelumnya sudah melakukan persiapan matang yang menjadi faktor kunci dalam keberhasilan. Dalam menjalankan peran ganda sebagai mahasiswa dan duta, keduanya memiliki rencana yang matang.
Mereka berharap bisa menggabungkan kedua tanggung jawab tersebut sambil terus memberikan yang terbaik. Mahasiswa Unikama ini akan menggunakan manajemen waktu yang baik untuk menjalankan tugas-tugasnya secara seimbang.
Bahkan, mahasiswa Unikama ini siap mengemban tanggung jawabnya dengan penuh semangat dan tekad. Dengan perpaduan antara passion dan tugas baru mereka sebagai duta. Mereka berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Jawa Timur melalui platform yang dimiliki. (adv)
Writer: Yona Arianto
Editor: Dwi Lindawati