MALANG, Tugujatim.id – Dalam sepekan, Malang Raya diwarnai polemik dan peristiwa yang menyita perhatian masyarakat luas. Mulai dari pria pamer kemaluan di tempat umum, polemik insentif pemakaman Covid-19, hingga peristiwa seorang mahasiswa mencoba mengakhiri hidupnya.
Berikut adalah rangkuman berita seputar Malang Raya dalam sepekan terakhir:
1. Pria Pamer Kemaluan ke Perempuan di Kota Malang
Polsek Klojen tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus viralnya video seorang pria diduga memamerkan kemaluannya di depan perempuan. Diketahui, peristiwa tersebut terjadi di Jalan Semeru, Kota Malang, Rabu (1/9/2021).
Wakapolsek Klojen, Kompol Tukimin Hadi menjelaskan bahwa pihaknya telah mengecek lokasi kejadian. Pihaknya juga telah memintai keterangan beberapa warga setempat.
“Jadi indikasinya di jalan pinggir sebelah belakangnya MOG, Jalan Semeru. Saya juga mengambil foto lokasi yang tempat korban duduk,” tuturnya, Kamis (2/9/2021).
Menurutnya, pihaknya tengah melakukan penyelidikan melalui nomor polisi dari kendaraan yang digunakan pelaku. Dimana, dalam video tersebut juga tampak pelat nomor polisi kendaraannya.
“Kita masih menyelidiki dulu melalui nomor pelatnya itu. Kebetulan motornya itu sudah dijual sama dokter gigi. Kita sudah menerjunkan anggota untuk menelusuri motornya dibeli siapa. Nanti kita telusuri siap yang beli,” bebernya.
2 . Pelaku Aksi Vandalisme Baliho Puan di Kota Batu Minta Maaf
Usai terancam dipolisikan, 2 remaja yang ketahuan corat-coret baliho Ketua DPR RI Puan Maharani minta maaf. Usai itu, DPC PDIP Kota Batu pun resmi mencabut laporannya pada Kamis (2/9/2021). Kasus ini berujung damai.
Belakangan diketahui, kedua pelaku mengaku aksi itu dilakukan dalam rangka lomba yang diadakan sebuah komunitas di Malang. Lomba vandalisme ini ditujukan untuk kritik pemerintah dengan hadiah senilai Rp5 juta.
Aksi dilakukan di 4 titik yakni di depan Balai Kota Among Tani, Perempatan Selecta, Jalan Sultan Hasanudin dan yang terakhir pada baliho Puan sebagai ekspresi terakhir.
Ketua DPC PDIP Punjul Santoso memaafkan perbuatan mereka, karena bagaimanapun keduanya juga adalah aset generasi bangsa yang juga punya hak berekspresi dan beraspirasi.
Namun, semua harus disalurkan dengan cara yang baik dan benar. Bukan dengan cara merendahkan nama baik seseorang. ”Masih ada cara lain yang lebih elok. Kita gak alergi kritik kok, sampaikan saja ke kita,” tegas Punjul.
Kasus ini menjadi pembelajaran bersama agar tidak ada lagi kasus serupa, terhadap tokoh bangsa yang lain. ”Ada yang tanya, urusan baliho aja dibikin besar? Bukan soal itu, tapi ini semata-mata menjadi pembelajaran bagi semua,” jelas dia.