MALANG, Tugujatim.id – Riuh optimisme menjadikan Kota Malang sebagai Creative City 2025 2025 (Kota Kreatif Dunia) versi UNESCO 2025 mengemuka di sesi Mbois Talk dalam Festival Mbois IX. Konferensi ini diharapkan dapat mempererat kolaborasi seluruh pihak mewujudkan impian tersebut.
Diketahui, dalam konferensi Mbois Talk yang digelar di Malang Creative Center (MCC) Lantai 7 pada Minggu (10/11/2024) tersebut membahas persiapan yang perlu diimplementasikan menuju Creative City. Salah satunya adalah Media Art.
Pembahasan tersebut menghadirkan tiga narasumber dari luar negeri antara lain Prof. Jeroen Rijnenberg (Belanda), Sarita Venkatesh (India) dan Rio Matsumoto (Japan). Ketiganya berlatar belakang sebagai peneliti dan ahli di bidang budaya, media dan teknologi.
Pembahasan Media Art seperti disampaikan Prof. Jeroen tentang pentingnya Design Lab, di mana seluruh desain prototipe perancangan hingga pembuatan dilakukan di laboratorium.
Sementara pembicara kedua, Sarita Venkatesh dari menyampaikan tentang urgensi media art sebagai bidang keilmuan yang tidak terpisahkan. Artinya, jalan menuju Creative City menggunakan Media Art perlu dikolaborasikan dengan semua pihak.
Koordinator MCF untuk FMIX 2024, Dadik Wahyu Chang menuturkan jika kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perayaan kreativitas, tetapi juga menjadi langkah nyata Kota Malang menuju predikat Kota Kreatif Dunia UNESCO tahun 2025.
Harapannya dari berbagai kegiatan yang digelar dalam FMIX ini, mulai dari diskusi publik dengan calon kepala daerah hingga konferensi seni media, menunjukkan komitmen Kota Malang dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
Seperti diketahui, Kota Malang menjadi satu dari dua kota bersama Ponorogo yang terpilih di Indonesia menjadi anggota Jaringan Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang seni media tingkat nasional.
Ini menjadikan Kota Malang tengah bersiap menuju Kota Kreatif Dunia pada 2025 mendatang. Jika predikat ini berhasil direngkuh, maka predikat ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif dari wisatawan mancanegara.
”Kota Malang sudah mendapat banyak legacy penghargaan di tingkat nasional, tinggal legacy internasional. Ini saat yang tepat merangkul semua pihak, termasuk para calon Wali Kota ini untuk berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif Kota Malang,” ungkap Dadik.
Selain Mbois Talk, FMIX yang digelar selama 3 hari nonstop sejak 8 November 2024 ini juga menjadi perayaan kreativitas dan kolaborasi lintas sektor. Lebih dari 100 kolaborator dari berbagai elemen ekraf memenuhi seluruh lantai di MCC.
Tahun ini, FMIX menghadirkan beragam aktivitas yang merangkul seluruh lapisan masyarakat, mulai dari kompetisi band, aksi mural, lomba balap tamiya, pameran keris, workshop masak, mapping, pameran 3d, lukis, seni rupa, conference, workshop hak cipta musik, hingga talk show bisnis kreatif dan layanan legalitas usaha.
Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati berbagai workshop kreatif, pameran seni rupa kontemporer, kompetisi kreatif, market UMKM, dan talkshow dengan tokoh inspiratif. Tak heran jika event ini juga turut menggairahkan roda perekonomian dari sektor kreatif.
Menurut Dadik, dalam kurun waktu 3 hari ini, perputaran uang dari masing-masing sektor telah mencapai Rp100 juta setiap harinya. Atmosfer kreatif di MCC ini juga tampak lebih hidup.
”Setiap harinya, tidak kurang dari 5 ribu orang yang hadir berkunjung ke sini. Selain itu, nilai transaksi selama 3 hari ini sudah tembus sesuai target di angka Rp100 juta tiap harinya,” beber Dadik. (ads)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : M Ulul Azmy
Editor: Darmadi Sasongko