tugujatim.id
  • Home
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Wisata
  • Kriminal
  • Nasional
  • Internasional
  • Featured
  • Sastra & Budaya
  • Advertorial
No Result
View All Result
tugujatim.id
  • Home
  • Pendidikan
  • Bisnis
  • Wisata
  • Kriminal
  • Nasional
  • Internasional
  • Featured
  • Sastra & Budaya
  • Advertorial
No Result
View All Result
tugujatim.id
No Result
View All Result
Memaknai Tradisi Ruwatan Bagi Anak Perempuan Tunggal di Malang

Ilustrasi ruwatan. Foto: kompasiana

Memaknai Tradisi Ruwatan Bagi Anak Perempuan Tunggal di Malang

Lizya Kristanti by Lizya Kristanti
8 August 2023
in Sastra & Budaya
0
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

MALANG, Tugujatim.id – Desa Pulungdowo di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mempunyai tradisi yang dinamai ruwatan.

Dalam bahasa Jawa, kata ruwat sama dengan kata luwar yang mempunyai arti terbebas atau terlepas. Sehingga tradisi ruwatan ini diselenggarakan agar seseorang terbebas atau terlepas dari mara bahaya.

You might also like

Madura’s Hidden Gem: Menemukan Pesona Kampung Pasir Sumenep

Madura’s Hidden Gem: Menemukan Pesona Kampung Pasir Sumenep

15 September 2023
Akulturasi Sedekah Bumi Warga Keturunan Tionghoa di Surabaya

Akulturasi Sedekah Bumi Warga Keturunan Tionghoa di Surabaya

19 August 2023

Dalam jurnal berjudul Makna Tradisi Ruwatan Adat Jawa Bagi Anak Perempuan Tunggal Sebelum Melakukan Pernikahan di Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang yang ditulis oleh Dinna Eka Graha Lestari (2020), Jawa merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya.

Masyarakat Jawa yang kental dengan kepercayaan mistis atau sering disebut kepercayaan dalam dunia spiritual memiliki beragam teori yang menjadi dasar dilakukannya sebuah ritual. Ritual tersebut dilakukan untuk menghindarkan diri dari dampak yang ditimbulkan akibat kesalahan manusia, masyarakat Jawa menyebutnya dengan ruwatan.

Ruwatan yang dilaksanakan adat Jawa ini dilakukan bagi mereka yang mempunyai anak perempuan tunggal dan dilaksanakan sebelum anak perempuan tunggal menikah, guna mempersiapkan anak perempuan tersebut agar bersih diri dan hatinya.

Asal muasal adanya ruwatan di Jawa terdapat pada cerita pewayangan seorang tokoh yang bernama Batara Guru. Dia beristrikan dua orang yang bernama Pademi dan Selir. Ruwatan ini dilakukan dengan menggelar pertunjukan wayang lakon Murwakala. Di mana dalang akan menyajikan sesaji khusus untuk memuja Batarakala. Jumpa di acara pamungkas, dalang membaca mantra dengan iringan gamelan dan gending sebagai tolak bala (mengusir Batarakala).

Ruwatan merupakan sebuah usaha yang bertujuan untuk mendapatkan berkah berupa keselamatan, kesehatan, kedamaian, ketentraman jiwa, dan kebahagiaan untuk diri sendiri (yang melaksanakan ruwat) maupun keluarga.

Ruwatan diyakini sebagai sarana pembebasan dan penyucian diri dari segala malapetaka dan kesialan hidup atau sukerta. Meskipun tidak sebanyak dulu, ritual ruwatan masih dapat dijumpai di masyarakat hingga sampai saat ini.

Ruwatan juga memiliki tata cara, sebagaimana agar terlaksana dengan baik dan mendapat hasil yang baik juga. Tata cara ruwatan meliputi dari pergelaran wayang kulit dengan lakon murwakala, siraman, potong rambut, melarung atau menanam potongan rambut dan sesajen, mandi kembang tujuh rupa, dan sampai diakhiri dengan tirakatan semalam suntuk. Tata cara tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan niat hati yang bersih.

Ruwatan mempunyai cukup banyak persyaratan. Semacam sajen dalam ritual ruwatan, terdiri dari ratus atau kemenyan wangi, kain mori putih, kain batik, padi segedeng, beragam nasi, jenang, jajan pasar, dan benang lawe. Dan itu semua menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan. Jadi semua persyaratan tersebut tidak harus dipakai.

Poin terpenting dari ruwatan adalah bagaimana orang yang meruwat melakukan proses ritual ruwatan secara baik dan niat yang bersih dan benar.

Lalu, berapa biaya ruwatan? Dari pengalaman penulis, ruwatan bisa menghabiskan hingga Rp4 juta. Namun, ruwatan yang pernah dilakukan di Desa Segaran, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, menghabiskan biaya ruwat Rp500 ribu saja.

Bedanya, proses ruwatan jauh lebih singkat dibanding dengan prosesi ruwat yang lebih mahal. Ruwatan ini hanya menggunakan beberapa persayaratan saja, seperti membeli ratus atau kemenyan wangi, bunga tujuh rupa, dan membuat jenang empat warna yaitu warna hitam, putih, kuning, dan merah.

Prosesinya diawali dengan membaca doa, kemudian mandi bunga tujuh rupa, dan diakhiri untuk segera membuang jenang empat warna yang sudah dibuat tersebut, dibuang ke sungai yang aliran air yang deras.

Penulis: Sinta Amanda (Magang)
Editor: Lizya Kristanti

Tags: Malangruwatantradisi ruwatan
Lizya Kristanti

Lizya Kristanti

Related Stories

Madura’s Hidden Gem: Menemukan Pesona Kampung Pasir Sumenep

Madura’s Hidden Gem: Menemukan Pesona Kampung Pasir Sumenep

by Lizya Kristanti
15 September 2023
0

SUMENEP, Tugujatim.id - Madura, sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Jawa, telah lama dikenal sebagai tujuan wisata yang menyajikan...

Akulturasi Sedekah Bumi Warga Keturunan Tionghoa di Surabaya

Akulturasi Sedekah Bumi Warga Keturunan Tionghoa di Surabaya

by Lizya Kristanti
19 August 2023
0

SURABAYA, Tugujatim.id - "Sedekah bumi kan tanah agraria, terus kita tanya ke para orang-orang tua di Tambak Bayan dan dari...

Bari’an Massal Agustusan, Ribuan Warga Pasuruan Doa dan Makan Berjejer Sepanjang 1,5 Km

Bari’an Massal Agustusan, Ribuan Warga Pasuruan Doa dan Makan Berjejer Sepanjang 1,5 Km

by Lizya Kristanti
17 August 2023
0

PASURUAN, Tugujatim.id - Warga Kelurahan Krapyakrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, punya cara unik menyambut HUT ke-78 Republik Indonesia...

Ogoh-ogoh Hingga Parade Kostum Meriahkan Karnaval Seni Budaya di Bumiayu Malang

Ogoh-ogoh Hingga Parade Kostum Meriahkan Karnaval Seni Budaya di Bumiayu Malang

by Lizya Kristanti
7 August 2023
0

MALANG, Tugujatim.id - Ribuan orang memadati jalanan di sepanjang Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, pada Minggu (6/8/2023)....

Next Post
Tingkatkan Kolaborasi Bidang Perpajakan, Tax Center FEB UM Studi Banding ke FEB Unisma

Tingkatkan Kolaborasi Bidang Perpajakan, Tax Center FEB UM Studi Banding ke FEB Unisma

Berita Populer

  • 5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Dengan Harga Terjangkau

    5 Rekomendasi Sepatu Lari Brand Lokal Dengan Harga Terjangkau

    796 shares
    Share 318 Tweet 199
  • Profil Arif Rahman Hudaifi, Mantan Aktivis PMII Kota Malang Terima Program Belajar Mengajar di Jepang

    676 shares
    Share 270 Tweet 169
  • Pulang Dari Wisata, 4 Warga Malang Meninggal Akibat Kecelakaan Beruntun di Situbondo

    628 shares
    Share 251 Tweet 157
  • Viral Video Pengeroyokan Usai Festival Makanan Khas Kota Pasuruan

    620 shares
    Share 248 Tweet 155
  • Truk Tabrak Lari Pemotor Boncengan Tiga di Beji Pasuruan, Satu Tewas

    620 shares
    Share 248 Tweet 155
  • Madura’s Hidden Gem: Menemukan Pesona Kampung Pasir Sumenep

    638 shares
    Share 255 Tweet 160
  • UM Meriahkan InaRI Expo BRIN 2023, Kenalkan Produk Inovasi Unggulan Hasil Riset

    612 shares
    Share 245 Tweet 153
  • Pesona Negeri Sayur Sukomakmur Magelang, Jam Buka dan Harga Tiket Terbaru

    690 shares
    Share 276 Tweet 173
  • News Update! Diduga Ada 2 Insiden Pengeroyokan Berbeda di Festival Makanan Khas Kota Pasuruan

    601 shares
    Share 240 Tweet 150
  • IKIP Budi Utomo Malang Gelar Orientasi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan 2023

    600 shares
    Share 240 Tweet 150
Tugujatim.id

Merawat Jawa Timur

  • Info Kerjasama
  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Form Pengaduan
  • Pedoman Media Siber

© 2023 Tugu Jatim ID - Merawat Jawa Timur.

No Result
View All Result
  • Home
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Budaya
  • Entertainment
  • Pilihan Redaksi
  • Olahraga
  • Tugu TV

© 2023 Tugu Jatim ID - Merawat Jawa Timur.