TRENGGALEK, Tugujatim.id – “Perempuan adalah saka guru peradaban di haribaan-nyalah anak itu belajar merasa dan berpikir, berkata-kata dan makin lama makin tahu, bahwasanya pendidikan yang awal itu sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia di kemudian hari. Dan betapakah ibu bumi putera akan sanggup mendidik anaknya bila mereka sendiri tiada berpendidikan?”
Demikianlah cuplikan surat Raden Ajeng Kartini kepada Nyonya Abendanon pada tahun 1902. Setidaknya, hal itulah yang melatari jika pendidikan dan pemikiran perempuan sangatlah penting bagi kehidupan manusia.
Hal itu juga tersemat dalam diri Restu Nur Chalidah atau yang akrab disapa Restu Bumi ini, salah seorang guru taman kanak-kanak di Trenggalek yang memiliki prestasi mentereng di mana ia sempat diundang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas prestasi dalam membuat cerita bergambar untuk anak usia dini pada lomba puncak peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta Selatan.
Ya, perempuan kelahiran kelahiran Panggul, Trenggalek 26 tahun silam itu, pada momen Hari Kartini tahun 2021 ini menyatakan bahwasanya pendidikan dan pemikiran perempuan memang sangatlah penting.
Sebab, menurut Restu Bumi, pada dasarnya perempuan adalah pembentuk pribadi dan karakter anak-anak pertamakali. Maka sangat dibutuhkan perempuan-perempuan yang memiliki pola pikir yang baik dan positif. Seperti halnya dalam sebuah ungkapan, bahwa “Perempuan adalah tiang Negara, jika perempuannya baik maka baiklah negara, dan jika perempuannya rusak maka rusaklah negara itu.”
“Saya sangat mencintai anak-anak dan saya mengabdikan diri sebagai guru taman kanak-kanak semenjak 5 tahun yang lalu, bagi saya mendidik anak-anak adalah suatu anugerah dan tanggung jawab yang besar, karena peran saya sebagai seorang guru anak usia dini memiliki andil yang sangat penting bagi pembentukan karakter anak-anak penerus generasi bangasa,” ungkap perempuan kelahiran Trenggalek,19 September 1994 tersebut.
Sebab itu Restu Bumi selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk mereka, tidak pernah berhenti belajar. Menciptakan karya-karya untuk anak didik adalah sebuah hadiah dari perjalanan pengabdian, November 2019 lalu perempuan kelahiran Panggul tersebut, pernah diundang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia atas prestasi dalam membuat cerita bergambar untuk anak usia dini pada lomba puncak peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta Selatan.
“Saya sangat senang mengajari murid-murid untuk berliterasi, juga membiasakan mereka berliterasi sejak dini, dalam momen peringatan Hari Kartini saya sering mengajak anak-anak untuk membaca puisi, geguritan, dan membaca surat-surat Raden Ajeng Kartini, dalam hal pendidikan disitulah goresan sejarah akan saya tanamkan terhadap murid-murid,” terang Restu Bumi.
“Dalam beberapa kesempatan saya sering memakai kebaya dan bersanggul. Saya yang selalu haus belajar bahkan mempelajari segala hal tentang kebudayaan Jawa. Saya sangat mencintai Jawa sebagai tanah dimana saya dilahirkan membuat saya sangat bangga dan menjunjung tinggi segala kebudayaannya, sebagai tenaga pendidik ada point yang tidak bisa kita tinggalkan terhadap murid-murid, yaitu mengenalkan mereka tentang sejarah dan kebudayaan sejak dini” pungkasnya.