MALANG, Tugujatim.id – Persebaran Covid-19 di Kota Malang sudah mengkhawatirkan. Sebab, angka kasus kematiannya per hari ini (11/01/2021) sudah mencapai 6,9 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata kematian di tingkat nasional yang hanya 2,9 persen. Bahkan, Wali Kota Malang Sutiaji sendiri mengakui hal itu.
Sutiaji mengatakan, kenapa angka kematiannya begitu tinggi karena kondisi pasien Covid-19 saat dirujuk ke rumah sakit sudah dalam keadaan kritis. Kondisi itu jelas membutuhkan ventilator di mana jumlahnya terbatas, sedangkan pasiennya terus bertambah.
”Saturasi oksigen pasien yang datang itu sudah di bawah 90-80 persen. Jadi sudah pasti butuh ventilator,” kata dia kepada awak media Senin (11/01/2021).
Kendala seperti ini sangat sulit. Sutiaji mengimbau agar masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat agar nanti tidak ada keterlambatan penanganan.
“Ini susah dideteksi (masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan). Makanya hal ini menjadi perhatian kita semua,” imbuh dia.
Selama ini pemerintah terbatas hanya bisa memantau masyarakat yang terdaftar dalam program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) di bawah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
”Di luar itu sulit. Mereka yang ada di prolanis justru tingkat kematiannya rendah. Sebab, mereka ada dalam pantauan dan rutin melaporkan kondisinya,” bebernya.
Secara rasional, Sutiaji melanjutkan, langkah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang dimulai hari ini (11/01/2021) hingga 25 Januari 2021 menjadi pilihan utama untuk menekan laju penyebarannya.
Dalam PPKM kali ini, aktivitas masyarakat di seluruh sektor dibatasi. Mulai di pusat perbelanjaan, restoran, kafe, hingga tempat ibadah. “Bagaimana caranya menekan tingkat kematian itu tentu dari kesadaran masyarakat sendiri yang harus dikuatkan,” pungkasnya. (azm/ln)