Mengulik 4 Fakta Kurikulum Prototipe 2022 ala Kemendikbudristek RI

Kurikulum Prototipe. (Foto: Pinterest/Tugu Jatim)
Ilustrasi siswa dan guru sedang belajar di kelas. (Foto: Pinterest)

Tugujatim.id – Akhir 2021, para guru dan tenaga pendidikan dihebohkan dengan berita Kurikulum Prototipe yang diperkenalkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Pandemi dua tahun terakhir memang membawa implikasi signifikan bagi dunia pendidikan. Peluncuran Kurikulum Prototipe pun disebut-sebut sebagai strategi pemulihan pembelajaran untuk mencegah learning loss.

Melansir dari laman mediabelajar, kurikulum baru ini sebagai opsi tambahan dan mulai diterapkan di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Mulai 2022-2024, semua satuan pendidikan akan diberikan tiga opsi dalam kurikulum nasional, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe.

Lantas apa saja fakta-fakta unik seputar Kurikulum Prototipe 2022 ini? Simak penjelasan Tugu Jatim berikut ini:

1. Miliki 3 Ciri Utama

Melansir dari kemendikbudristek, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikburistek Anindito Aditomo menyebutkan Kurikulum Prototipe memiliki tiga karakteristik:
a. Pembelajaran dirancang berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter. Seperti iman, takwa, akhlak mulia, gotong royong, dan lain-lainnya.
b. Fokus pada materi esensial untuk memberikan waktu yang cukup bagi pembelajaran kompetensi dasar secara mendalam, seperti literasi dan numerasi.
c. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran sesuai kemampuan peserta didik dengan memperhatikan konteks dan muatan lokal.

2. Perbedaan Kurikulum 2013 vs 2022

Dijelaskan oleh buku Mengenal Kurikulum 2022 karya Dr Supangat, perbedaan mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum 2022 di antaranya:
a. Tingkat TK, pendekatan pembelajaran yang awalnya berbasis tema berubah menjadi fokus literasi dengan buku yang digemari anak.
b. Tingkat SD, penyatuan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial).
c. Tingkat SMP, mata pelajaran informatika yang semula mapel pilihan, menjadi mata pelajaran wajib.
d. Tingkat SMA, penjurusan dan peminatan dimulai pada kelas 11 karena perlunya berkonsultasi dengan orang tua, wali kelas, dan guru BK.

3. Arah Pengembangan Kurikulum

Mengutip dari Modul Kurikulum 2022, Kurikulum Prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya:
a. Orientasi holistik, yaitu menyasar kecakapan akademis, non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual bagi peserta didik.
b. Berbasis kompetensi yang ingin dikembangkan sehingga bukan berdasarkan materi atau konten tertentu.
c. Konstektualisasi dan personalisasi, yaitu rancangan kurikulum yang mengakomodasi konteks baik budaya, misi sekolah, lingkungan lokal, maupun kebutuhan murid.

4. Pendekatan TaRL dan PBL Menjadi Penting

Menurut buku Mengenal Kurikulum 2022 karya Dr Supangat, pendekatan TaRL dan PBL menjadi penting dikuasai pendidik sebagai paradigma baru dalam penerapan Kurikulum 2022. TarRL (Teaching at the Right Level ), yaitu pendekatan dalam mengatur peserta didik untuk tidak terikat pada tingkatan kelas. Namun, dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan atau tingkat kemampuan siswa yang sama. Jadi, mengacu pada capaian pembelajaran dengan tetap disesuaikan dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan siswa.

PBL (Project Based Learning), yaitu pemberian tugas berbasis proyek yang harus diselesaikan pada periode dan waktu tertentu. Mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyerahan hasil.

Untuk model PBL di antaranya:
a. Produk karya teknologi, contohnya membuat video atau animasi.
b. Produk karya tulis, contohnya laporan hasil pengamatan.
c. Produk prakarya, contohnya kerajinan tangan.