SURABAYA, Tugujatim.id – Kamu tentu sudah mengenal sejarah pertempuran 10 November 1945 yang melatarbelakangi penetapan Hari Pahlawan. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa ada sebuah bangunan yang menjadi saksi bisu dari peristiwa heroik tersebut? Namanya Benteng Kedung Cowek.
Benteng Kedung Cowek ini memiliki nilai sejarah tersendiri. Jika kamu belum banyak tahu soal bangunan ini, yuk simak penjelasan ini hingga detail.
Sejarah Benteng Kedung Cowek
Benteng Kedung Cowek didirikan pada 1900 berdasarkan cetak biru yang disetujui oleh Kapten Zeni J. C. Proper. Pembangunannya merupakan bagian dari sistem pertahanan Hindia Belanda yang membentang dari Surabaya hingga Gresik. Dengan luas mencapai sekitar 71.876 meter persegi, benteng ini menjadi yang paling besar di antara rangkaian benteng yang tersebar di sepanjang garis pantai.
Tapi, proses pembangunannya tidak berjalan tanpa hambatan. Kapten Proper sempat mengajukan cuti karena alasan kesehatan sehingga perannya sementara digantikan oleh Letnan Kuyper.
Baca Juga: Integrasi Coding dan AI dalam Kurikulum Pembelajaran Sebagai Langkah Strategis
Pada 1901, bentuk awal dari benteng ini mulai tampak. Pembangunannya disesuaikan dengan perkembangan teknologi militer masa itu. Pemerintah Hindia Belanda bahkan mengalokasikan dana hingga 5 juta Gulden untuk pengadaan meriam besar yang ditempatkan di sepanjang formasi benteng.
Meriam-meriam tersebut dirancang untuk menciptakan sistem artileri terintegrasi yang membentuk susunan baterai. Dengan penempatan strategis di sepanjang pantai, setiap meriam memiliki jarak tembak tertentu yang saling mendukung. Hal tersebut membuat benteng menjadi alat pertahanan yang kuat untuk menghadapi serangan asing meski pada akhirnya tidak sempat digunakan sebelum Jepang menguasai Nusantara pada 1942.
Peran Penting di Masa Perang
Ketika Jepang mengambil alih Benteng Kedung Cowek, mereka memanfaatkannya untuk memperkuat sistem pertahanan di sepanjang kawasan Laut Jawa dan Selat Madura. Tapi, keadaan berubah ketika Jepang menyerah pada 1945. Benteng Kedung Cowek pada akhirnya diambil alih oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Pasukan Sriwijaya, kelompok pemuda dari Sumatera yang bergabung dengan arek-arek Suroboyo.
Dalam Pertempuran 10 November 1945, Benteng Kedung Cowek menjadi pusat pertahanan melawan tentara sekutu yang ingin merebut kembali Surabaya. Pasukan Sriwijaya yang dipimpin oleh Jansen Rambe menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengoperasikan meriam yang sebelumnya digunakan Jepang. Sayangnya, banyak anggota pasukan ini yang gugur akibat bombardir dari udara dan laut.
Benteng Kedung Cowek bukan hanya simbol perjuangan, tetapi juga menjadi lokasi penting untuk menjalankan strategi militer yang krusial. Peran pentingnya membuat benteng ini menjadi saksi sejarah Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November.
Daya Tarik yang Bisa Kamu Nikmati
Benteng Kedung Cowek tidak hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menghadirkan pengalaman visual yang memukau. Ketika kamu mengunjungi tempat ini, kamu akan disuguhi pemandangan Jembatan Suramadu yang megah dan indah, terutama saat senja. Benteng Kedung Cowek juga menjadi lokasi favorit para pencinta fotografi dengan bangunannya yang otentik dan atmosfer vintage.
Selain itu, kawasan sekitar benteng yang rimbun dengan pepohonan dan tumbuhan liar menambah kesan alami. Benteng Kedung Cowek masih mempertahankan keasliannya tanpa renovasi besar yang mengubah struktur aslinya. Jadi, ketika kamu berjalan di sekitar benteng, kamu akan merasakan langsung aura masa lalu yang kuat.
Lokasi dan Cara Menuju Benteng Kedung Cowek
Benteng Kedung Cowek terletak di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Jawa Timur, tidak jauh dari Gerbang Tol Jembatan Suramadu. Jika kamu berangkat dari Taman Bungkul, waktu tempuhnya sekitar 29 menit menggunakan kendaraan pribadi.
Baca Juga: Pengasuh Panti Asuhan di Malang Cabuli Anak Asuh Kakak Beradik
Ada tiga rute utama yang bisa kamu pilih, yaitu melalui Jalan Sidotopo Wetan, Jalan Kapas Krampung, atau Jalan Kedung Cowek. Benteng Kedung Cowek cukup mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun umum sehingga cocok untuk kamu yang ingin menghabiskan waktu akhir pekan dengan wisata sejarah.
Tiket Masuk dan Informasi Pengunjung
Anak-anak: Rp5.000 (rombongan: Rp 3.000/orang, minimal 20 anak)
Dewasa: Rp15.000 (rombongan: Rp 10.000/orang, minimal 20 orang)
Wisatawan asing: Rp20.000
Bangunan Cagar Budaya yang Harus Dijaga
Benteng Kedung Cowek resmi ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya pada 31 Oktober 2019 berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Surabaya. Penetapan tersebut dilakukan setelah penelitian dan uji material menunjukkan bahwa benteng ini telah berusia lebih dari 100 tahun.
Meski sempat terbengkalai, Benteng Kedung Cowek tetap berdiri tegak dan kokoh. Tembok beton yang tebal, bunker-bunker, dan sisa-sisa meriam menjadi bukti kekuatan konstruksi di masanya. Benteng ini merupakan aset sejarah yang harus dilestarikan, tidak hanya untuk mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga sebagai destinasi wisata edukatif bagi generasi muda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Writer: Ebenhaezer Parningotan Silaban/Magang
Editor: Dwi Lindawati