PASURUAN, Tugujatim.id – Monumen di lokasi dua pesawat Super Tucano TNI-AU jatuh di Kabupaten Pasuruan selesai dibangun. Pembangunan monumen ini untuk mengenang peristiwa tragis yang mengakibatkan gugurnya 4 perwira Lanud Malang.
Monumen berupa “Panglurah” atau bangunan sejenis tugu kecil ini dibangun di dua titik lokasi jatuhnya pesawat latih milik TNI-AU. Yakni di bawah tebing kawasan perhutani di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, tempat jatuhnya pesawat bernomor ekor TT 3013. Kemudian di areal bukit Kundi, Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, lokasi jatuhnya pesawat bernomor ekor TT 3111.
“Pembangunannya sudah selesai di awal Desember 2023,” ujar Kepala Desa Keduwung Uripani pada Minggu (24/12/2023).
Selain dibangun tugu kecil, di lokasi jatuhnya dua pesawat jenis Super Tucano ini juga dipasangi bendera Merah Putih. Terdapat pula semacam prasasti yang betuliskan tanggal tragedi jatuhnya dua pesawat latih TNI-AU tersebut.
Dalam adat istiadat warga suku Tengger, monumen “Panglarih” dipercaya sebagai lokasi suci penjaga keselamatan dan keamanan wilayah sekitarnya. Selain itu, menurut Uripani, pembangunan tugu “Panglurah” ini juga usul dari warga sekitar demi mengenang 4 perwira TNI-AU di Lanud Abdulrachman Saleh Malang yang gugur saat bertugas.
“Jadi, mereka dikenang gugur sebagai pahlawan,” imbuhnya.
Pria berusia 50 tahun ini menjelaskan, warga ikut serta aktif membantu dalam pembangunan monumen “Panglarih” ini. Pembangunan juga dilakukan bersama-sama dengan pihak TNI-Polri dan perangkat desa setempat.
Warga berharap dengan dibangunnya monumen ini, warga suku Tengger bisa ikut memanjatkan doa untuk perwira Lanud Malang yang jadi korban tragedi jatuhnya pesawat latih tempur ini. Terutama saat perayaan hari-hari besar umat Hindu.
“Ya, warga nanti bisa mendoakan di hari-hari tertentu, seperti hari raya Karo, Kasada, Galungan, Kuningan, Nyepi, dan seterusnya, minimal setahun kan bisa 4-5 kali,” jelasnya.
Di sisi lain, warga berharap dengan adanya monumen ini ke depannya akses jalan di wilayah sekitar dua titik lokasi jatuhnya pesawat TNI-AU ini bisa dibangun oleh pemerintah. Sebab, selama ini akses jalan menuju dua lokasi tersebut masih berupa jalan setapak kecil yang sulit untuk dilewati.
“Kalau sepeda motor memang bisa, harapannya setelah ada monumen ini kan warga sering ke sana, akses jalannya diperbaiki jadi bisa dilewati mobil atau mungkin jadi tempat wisata,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, jatuhnya dua pesawat TNI-AU menurut kesaksian warga terjadi pada Kamis (16/11/2023), sekitar pukul 11.00 WIB. Kesaksian warga sekitar sempat melihat empat pesawat terbang di langit, sebelum akhirnya diduga ada ledakan keras yang terdengar hingga belasan kilometer.
Insiden pesawat latih TNI-AU yang jatuh ini memakan korban jiwa empat perwira TNI-AU yang berdinas di Lanud Abdulrachman Saleh. Yakni Letkol Pnb Sandhra Gunawan, Kolonel Adm Widiono, Mayor Pnb Yuda A. Seta, dan Kolonel Pnb Subhan.
Writer: Laoh Mahfud
Editor: Dwi Lindawati