BOGOR, Tugujatim.id – Saat ini pekerjaan yang serba online membuat Anda kerap melakukan banyak hal sekaligus atau dikenal dengan multitasking. Hal ini sering terjadi di kalangan pekerja, mahasiswa, maupun pelajar. Misalnya mengikuti 2 rapat yang berbeda, kuliah dibarengi dengan membuat laporan atau tugas, dan lain-lainnya.
Jadi, apa makna dari multitasking itu sih? Multitasking merupakan konsep memecah perhatian Anda ke arah lebih dari satu pekerjaan atau aktivitas. Secara sederhana, Anda melakukan banyak aktivitas pada waktu yang bersamaan, kamu mungkin lebih familier dengan kata “nyambi”.
Ya, multitasking terlihat mempermudah dan membuat Anda lebih produktif karena dirasa dapat menyelesaikan banyak pekerjaan pada waktu yang sama. Tapi sebenarnya dari berbagai riset, multitasking dinilai tidak produktif sama sekali. Sebab, pada dasarnya otak manusia tidak mampu untuk mengerjakan banyak aktivitas kompleks yang mengharuskan untuk berpikir serta menghabiskan banyak energi pada waktu bersamaan.
Pada saat Anda melakukan multitasking, terdapat dua hal yang sedang terjadi di dalam otak. Pertama, goal shifting di mana otak selalu berganti fokus dari aktivitas satu ke aktivitas lain. Di sini sebenernya Anda sedang tidak melakukan multitasking, tapi hanya sedang berganti fokus secara cepat.
Kedua, rule activation di mana otak Anda sedang menerima setiap aktivitas yang telah dikerjakan, tapi karena melakukan multitasking, otak melakukannya secara bergantian dari aktivitas satu ke aktivitas lain. Hal ini membuat otak menjadi tidak fokus. Meski hal ini terjadi dengan cepat, hal tersebut membuat Anda rentan kehilangan fokus dan menjadi lambat dalam memproses informasi. Karena itu, Anda menjadi tidak secepat biasanya dalam melakukan sesuatu, bahkan banyak aktivitas yang terlewat karena kehilangan fokus tadi.
Mungkin masih banyak yang beranggapan multitasking masih banyak membantu walaupun membuat otak lebih lelah. Selain itu, membuat Anda menyelesaikan sesuatu lebih lambat dan berdampak jangka panjang yang belum dirasakan saat ini.
Kembali lagi ke mindset kita, “Semakin sibuk seseorang, maka seseorang itu akan merasa dirinya produktif”. Padahal, sibuk dengan produktif itu berbeda, produktif idealnya semua pekerjaan yang dilakukan selesai dan menghasilkan sesuatu untuk diri kita. Sedangkan sibuk, mungkin Anda mengerjakan banyak hal tapi tidak semua pekerjaan itu selesai, mungkin saja selesai tapi dengan kualitas yang tidak sesuai, atau bahkan hanya mendapatkan lelahnya saja.
Mari memulai untuk mengubah mindset, jangan sampai sesuatu yang dikerjakan tidak produktif bagi diri sendiri hanya karena ingin merasa berharga dengan kesibukan yang dijalani. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab Anda untuk terus multitasking. Yuk, refleksikan diri untuk lebih produktif dengan anti-multitasking. Anti-multitasking bermanfaat bukan hanya pada produktivitas saja, tapi berdampak baik juga pada mental dan otak. Semoga bermanfaat.