BOJONEGORO, Tugujatim.id – Wilayah Indonesia saat ini sedang mengali musim kemarau yang diperkirakan akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan. Untuk mengantisipasi kekeringan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mengimbau untuk masyarakat untuk menghemat dan mengoptimalkan penggunaan air bersih.
Kepala BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto mengatakan, saat ini Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Namun, kata dia, tahun ini akan terjadi kemarau basah, artinya masih adanya pontensi hujan yang mengguyur beberapa wilayah.
“Tahun ini beda dari sebelumnya, kali ini diperkirakan kemarau basah. Kemarau basah itu musim kemarau tapi masih ada hujan dengan intensitas rendah,” ungkapnya saat ditemui di Kantor BPBD Bojonegoro, Senin (30/08/2021).
Menurutnya, puncak kemarau tahun ini akan terjadi sekitar bulan September hingga November mendatang.
Meskipun begitu pihaknya tetap akan mendistribusikan air bersih kepada daerah yang membutuhkan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Yang dalam pelaksanannya, setiap daerah yang kekeringan harus mengajukan kepada BPBD supaya mendapat air bersih.
“Daerah yang kekeringan biasanya mengajukan sebelum kita droping air kemudian kita konfirmasi dulu ke perangkat desa atau kecamatan, apa benar daerah tersebut membutuhkan dan ada berapa banyak KK, jika sudah kita akan mulai menjadwalkan droping air bersih,” jelasnya.
Sementara sampai saat ini pengajuan permintaan air bersih yang masuk baru dari kecamatan Tambakrejo.
Untuk mengantisipasi bencana kekeringan, Ardhian menghimbau kepada masyarakat agar menghemat air bersih dan mengoptimalkan penggunaan air bersih.
Sementara, Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Agus Purnomo mengungkapkan, bila mengacu pada tahun 2020 lalu ada sekitar 16 daerah yang rawan kekeringan diantaranya Sumberjo, Ngasem, Bubulan, Tambakrejo, Sukosewu, Ngraho, Kasiman, Dander, Purwosari, Temayang, Kedungadem, Ngambon, Sugihwaras, Kedewan, Trucuk dan Malo.
“Kekeringan bukan hal baru, karena terjadi hampir setiap tahunya. Dan beberapa daerah menjadi langganan bencana kekeringan,” katanya.