Tugujatim.id – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo KH Zuhri Zaini mengajak umat untuk kembali menyeriusi persoalan ekonomi. Menurut Kiai Zuhri, ekonomi memang bukan inti ibadah, tapi menjadi penopang suksesnya ibadah.
Menurut kaidah ushul fikih, suatu kewajiban yang tidak bisa sempurna kecuali dengan adanya sarana, maka sarana itu juga menjadi wajib.
“Ibadah bisa menjadi tidak tenang, kalau ekonomi belum stabil,” kata Kiai Zuhri.
Mustasyar PWNU Jawa Timur (Jatim) itu lalu banyak bertutur tentang perjalanan dakwah Islam ke Indonesia yang dibawa oleh para saudagar muslim. Mereka berdakwah dengan tidak meninggalkan usaha (bisnis). Jadi, yang masuk kali pertama itu bukan gerakan agama maupun politik, tapi berdagang.
Memang, media untuk mendekati masyarakat yang paling efektif itu, menurut Kiai Zuhri, adalah bisnis. Melalui bisnis, orang bisa masuk tanpa dicurigai. Kalau sudah masuk, baru hal-hal yang lain dapat disampaikan. Temasuk dakwah Islam.
Pesan-pesan Kiai Zuhri itu disampaikan kepada umat melalui pertemuan di serambi Masjid Jami’ Pondok Pesantren Syekh Abdurrahman Rabah, Sumedangan, Pademawu, Pamekasan, Jumat malam (21/05/2021). Hadir dalam kesempatan itu, beberapa pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ikatan Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid Korwil Madura, jajaran pengurus KPEU MUI Jatim yang dipimpin oleh Ketua H. Noor Shodiq Askandar (Gus Shodiq), Koordinator Bidang Pengembangan Pondok Pesantren OPOP (One Pesantren One Product) Jawa Timur. Selain itu, hadir ketua Forum IKM Jawa Timur, ketua Puskopssim Jawa Timur, manajer Divisi Syariah Bank Jatim, owner gerai Bebek Nelongso yang kini memiliki 70 gerai di Jatim, serta beberapa pegiat ekonomi lainnya.
Ketua KPEU MUI Jatim Gus Shodiq mengaku, pihaknya siap memfasilitasi pengembangan ekonomi pesantren, seperti yang diinginkan para kiai. Sebab, salah satu bidang garap KPEU MUI Jatim adalah mengembangkan ekonomi pesantren. Jadinya malah klop. Bak gayung bersambut.
“Pesantren ini menjadi salah satu prioritas bidang garap kami. Kami siap memfasilitasi. Monggo sama-sama bergerak dan bersinergi menyongsong era baru kebangkitan ekonomi umat, khususnya di Jawa Timur,” kata Gus Shodiq.
Meski gerakan ekonomi itu sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan, tapi KH Zuhri Zaini tetap mengingatkan agar tidak lupa dari tujuan awal, yakni sebagai sarana ibadah.
“Jangan sampai kehilangan ruh ibadahnya,” pesan kiai sepuh itu. (*)