SURABAYA, Tugujatim.id – Sempat bernama SD Soeloeng (dibaca Sulung), tempat pendidikan tingkat dasar pertama di Surabaya dan juga menjadi lokasi ayah Soekarno, Soekeni Sosrodihardjo mengajar anak-anak sekitar tahun 1800-an. Kini nama SD Sulung pun dipertahankan untuk mengenang sejarah.
Seiring berjalannya waktu, sekolah ini saat itu awalnya diberi nama SDN Alun-Alun Contong. Lokasinya, tepat di Alun-Alun Contong l/87. Namun, melekatnya nama Soeloeng memang seakan-akan enggan untuk dilepaskan.
Pada Sabtu (17/06/2023) atas inisiatif Komunitas Begranding Soerabaia, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali mengubah nama bangunan ini menjadi SD Sulung.
“Ini usulan bersama antara pihak komunitas dan sekolah karena memori kolektif publik masih menyebut sekolah ini SD Sulung. Makanya untuk mengembalikan namanya, ada perubahan SK secara administratif sehingga wali kota harus turun dan meresmikan kemarin,” kata inisiator Komunitas Begranding Soerabaia Kuncarsono Prasetyo pada Minggu (18/06/2023).
Menurut dia, nama Sulung sendiri sudah melekat di benak masyarakat setempat. Selain itu, bangunan yang memang nampak khas sebelum kemerdekaan ini juga menjadi tempat di mana ayah Bung Karno Seokeni Sosrodihardjo mengajar sebelum akhirnya pindah ke Jombang.
“Sebenarnya sama Sulung ini nama legend yang 30 tahun terakhir diganti menjadi SD Alun-Alun Contong dan kemarin dikembalikan lagi,” tuturnya.
Sayangnya, bangunan yang didominasi oleh warna cokelat ini sekarang belum masuk dalam jajaran Cagar Budaya.
“Belum masuk. Padahal, ini adalah sekolah dasar pertama di Surabaya yang sampai sekarang digunakan,” beber Kuncarsono.
Jadi, komunitas yang berdiri sejak 2018 ini bakal menggandeng beberapa pihak untuk pengajuan penetapan bangunan cagar budaya terhadap SD Sulung.
“Harusnya sekarang tahun ini masuk cagar budaya. Kemarin juga berbarengan dengan penetapan ini, kami juga meminta ke Pemkot Surabaya untuk menjadikannya cagar budaya,” ujarnya.