BATU, Tugujatim.id – Unik! Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan inovasi mainan edukasi anak-anak yang dibuat oleh seorang Dosen Jurusan Farmasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bernama Novia Maulina, 31. Inovasi sederhana ini penuh warna dan edukatif terbuat dari kain flanel. Seperti apa karyanya?
Berhubungan dengan inovasi mainan edukasi, sebenarnya orang tualah yang berperan penting dalam mendidik anak di rumah. Meski sudah berada di luar jam sekolah, si kecil tetap harus dibiasakan belajar dan menyerap ilmu pengetahuan. Namun jika Anda sudah lelah usai bekerja, ada cara efektif yang bisa dilakukan yaitu lewat mainan edukasi.
Ya, FunLearning_id. Itulah nama mainan edukasi yang terbuat dari kain flanel ini. Mainan ini untuk permainan sensori, fine motoric skills (motorik halus), gross motoric skills (motorik kasar), simple science for toddler, flashcard and puzzle, hingga pretend play yang cocok buat anak-anak usia 1-7 tahun.
Dalam mainan edukasi ini, banyak bidang ilmu pengetahuan dasar yang diaplikasikan. Mulai dari matematika (berhitung), sistem tata surya, hingga siklus hidup hewan dan tumbuhan. Semua bidang ilmu ini dikemas dengan bentuk 3D dengan corak warna yang menarik untuk si buah hati.
Via, sapaan akrab, penggagas FunLearning_id ini mengatakan, ide awal bermula ingin membuat mainan edukasi yang sengaja menggabungkan seluruh konsep dan kebutuhan anak-anak menjadi satu paket. Tentunya, praktis, aman (safety), dan mendidik.
”Konsep ide saya memang menggabungkan konsep bermain dan belajar. ‘When Fun Meets Learning‘. Jadi, gak hanya bermain, tapi juga ada ilmu yang didapat dari mainan itu sendiri,” kata Via pada reporter tugumalang.id, partner tugujatim.id, Jumat (08/04/2022).
Via menjelaskan, gagasan membuat inovasi edukasi ini berangkat dari kebiasaan anaknya yang lebih memilih bermain gadget daripada belajar. Dia ingin mengembalikan pola belajar anak tanpa harus mengurangi keinginan mereka untuk bermain.
Dia melanjutkan, akhirnya muncul ide membuat mainan edukasi terbuat dari limbah sisa kain flanel. Warga asal Kota Batu, Jatim ini melanjutkan, ada banyak bidang ilmu pengetahuan dasar yang diaplikasikan. Mulai dari matematika (berhitung), sistem tata surya, anatomi tubuh, jajanan tradisional hingga Isi Piringku (program pengganti 4 sehat 5 sempurna).
Semua bidang ilmu ini dikemas dengan bentuk 3D dan corak warna yang menarik untuk si buah hati. Selain bermain, anak dituntun belajar pengetahuan dasar tentang biologi, asupan gizi, hingga budaya dan kearifan lokal.
“Seperti Program Isi Piringku itu kan kampanye baru dari Kemenkes, pengganti semboyan 4 sehat 5 sempurna. Artinya, mainan edukasi ini bisa menjadi media baru dalam sistem pembelajaran anak-anak,” paparnya.
Via juga mengatakan, pola pembelajaran dengan mainan edukasi ini bisa merangsang pertumbuhan si kecil lebih baik. Di antaranya, melatih aspek sensorik, motorik, hingga aspek kognitif si kecil.
“Selain itu, bahannya juga aman, kan biasanya anak suka lempar-lempar, jadi ini gak bahaya,” imbuh ibu dua anak ini.
Mainan ini pun bisa menjadi alternatif pilihan bagi orang tua untuk tetap bisa menemani sang anak belajar dengan cara yang menyenangkan. Untuk respons masyarakat sangat positif atas karyanya ini.
”Ada 900 lebih produk saya sudah terjual dan tersebar di kota-kota Indonesia seperti Aceh, Makassar dan Mataram. Sejak itu saya semakin termotivasi lagi buat bikin mainan lainnya,” ungkapnya.
Uniknya lagi, ide ini juga sekaligus menjadi sinyal positif dalam pemberdayaan ekonomi warga sekitar Via tinggal. Karena mainan edukasi miliknya mendapat respons positif, akhirnya Via mengajak ibu-ibu warga di lingkungannya dan juga crafter-crafter lokal untuk memproduksinya.
“Senang sekali, ternyata ide saya ini juga bisa menciptakan peluang lapangan kerja baru bagi orang sekeliling. Selain itu, juga sebagai alternatif memanfaatkan limbah sisa kain flanel yang ekonomis,”ujarnya.
Via berharap usaha kecilnya ini bisa membuka peluang kerja sama dengan banyak pihak, khususnya memberdayakan warga ibu-ibu sekitar. Prospek ke depannya, dia juga mendapat banyak permintaan untuk membuat permainan yang cocok di segala umur.
”Saya ingin bisa menghasilkan karya lebih bervariasi untuk segala jenis umur hingga kalangan mahasiswa. Ada prospek bagus ke sana, tapi harus digodok lebih matang lagi,” ujar pemilik FunLearning_id yang beralamat di Jalan Bulutangkis, Kelurahan Sisir, Kota Batu, ini.
Untuk ke depannya, dia akan mencoba mempresentasikan mainan edukasi ini untuk dipakai di sekolah-sekolah sebagai metode pembelajaran baru. Atau paling tidak bisa jadi opsi orang tua sebagai media pembelajaran buat anak.
“Semua hal pada dasarnya bisa disampaikan melalui mainan edukasi kain flanel ini sih,” tambahnya.
Singkirkan 90 Lebih Peserta, FunLearning_id Bakal Jadi The Next Lego-nya Indonesia
Ternyata FunLearning_id ini juga membanggakan karena mendapat apresiasi dari Kementerian Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek Brin) Indonesia lho. Karya ini masuk jajaran 10 besar nominator peraih Anugerah Inovasi Indonesia 2020. Satu-satunya dari Malang yang menyingkirkan 90 lebih peserta lain se-Indonesia. Bahkan, mainan yang dibuat dari limbah sisa kain flanel ini digadang-gadang bakal menjadi The Next Lego-nya Indonesia.
”Menurut mereka (Kemristek Brin), FunLearning_id bisa jadi The Next Lego-nya Indonesia. Karena gak hanya sekadar mainan, tapi juga mengasah otak. Sama kayak lego,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Anugerah Masyarakat Inovatif ini diberikan sebagai apresiasi kepada masyarakat umum (grassroot) atau startup kreatif dan inovatif dalam menghasilkan karya bermanfaat. Nantinya pemenang dapat pendampingan pengembangan usaha dan dipatenkan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual, red)-nya.
Dia mengatakan, Mainan Jajan Tradisional, Isi Piringku, dan Anatomi Tubuh mendapat apresiasi positif dari panitia. Melalui media itu, anak dituntun untuk belajar ilmu pengetahuan dasar tentang biologi, asupan gizi, hingga kearifan lokal. Tentunya masih ada banyak lagi mainan edukasi lainnya.
“Seperti Program Isi Piringku itu kan juga se-visi dengan kampanye baru dari Kemenkes sebagai pengganti semboyan 4 sehat 5 sempurna. Value lebihnya di situ. Jadi bisa semacam menjadi media baru dalam sistem pembelajaran anak-anak,” terangnya.
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim