MALANG, Tugujatim.id – Menyebut nama Pasar Comboran Kota Malang sering kali memunculkan berbagai persepsi yang berbeda. Mulai dari yang berkonotasi negatif bahkan peyoratif hingga yang positif.
Pasar yang berada di jalan Irian Jaya, Sukoharjo ini memang memungkinkan untuk melahirkan berbagai persepsi tersebut. Terutama bila dilihat dari berbagai jenis barang yang dijual, lebih-lebih bila ditilik dari kisah historisnya.
Pasar Comboran memiliki asal-usul yang unik. Tempat ini dikenal dengan penjualan barang antik sejak tahun 1980an atau 40 tahun yang lalu. Saat ini, para pedagang di pasar itu lebih banyak menjual barang onderdil untuk motor dan mobil. Walaupun juga ada yang jualan barang antik tetapi tidak banyak.
Hal itu bisa dilihat dari deretan toko yang berada di sepanjang jalan Irian Jaya itu. Rata-rata, toko-toko berukuran 3×4 meter tersebut dipenuhi oleh onderdil motor yang tampak bekas. Misalnya, ada selebor, spion, skok, velg, dst. Sebagain besar barang bekas tersebut dijejer dengan cara digantung. Karena itulah Pasar Comboran disebut juga salah satu pasar bekas terbesar di Kota Malang.
Untuk mendapat informasi yang lebih detail, wartawan tugujatim.id menemui pengelola Pasar Comboran bernama Umar Fadilah. Dalam keterangannya, dia menjelaskan bahwa pada awalnya Pasar Comboran memiliki nama ‘Cikar’ lalu seiring berjalannya waktu berganti nama menjadi Comboran.
Nama Comboran sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘Combor’ yang artinya memberikan minum atau makan pada kuda. Memang dulunya, lokasi tersebut digunakan untuk memberi makan dan minum kuda pada saat delman mangkal di situ.
Pasar Comboran sebetulnya juga memiliki bangunan agak besar tetapi kalah pamor dengan Pasar Besar Malang dan Pasar Kebalen. Sehingga lebih dikenal sebagai pasar loak, meskipun yang dijual tidak semuanya barang loakan.
Lalu pada tahun 1982, menurut Umar Fadilah, tempat tersebut dikenal dengan penjualan barang-barang antik seperti keris, alat-alat dokar, dan lukisan zaman dulu.
“Tak jarang para turis setiap berkunjung ke Malang pergi ke Pasar Comboran,” ujaranya pada Kamis, (17/2/2022).
Lambat laun, Pasar Comboran tidak hanya menyediakan barang antik, melainkan juga tempat berjualan buah, seperti pisang dan kelapa. Sementara penjualan barang onderdil terbilang baru.
“Barang onderdil sepeda motor dan mobil sendiri mulai dijual pada tahun 1993 hingga saat ini,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Umar menuturkan bahwa orang-orang yang berjualan di Pasar Comboran sangat tertib dan rukun antar sesama penjual, serta selalu menjaga keamanan.
“Di sini orangnya itu selalu menjaga keamanan masing-masing, tidak pernah berselisih jadi itu sisi positif istilahnya,” ujarnya.
Sementara salah satu penjual barang onderdil bernama Zainullah mengatakan, bahwa barang onderdil motor dan mobil yang dijualnya merupakan bahan bekas. Karenanya harga jualnya miring sehingga banyak yang mencarinya.
“Barang yang dijual di sini adalah barang bekas semua. Untuk pasokannya, kami kerjasama dengan bengkel-bengkel yang ada di Kota Malang,” ungkap pria yang berasal dari Arjowilangun tersebut.
Barang onderdil yang berada di Pasar Comboran sudah menjadi langganan masyarakat sekitar Malang Raya dikarenakan banyak pembeli yang datang.
Zain, sapaan akrabnya, mengungkapkan kios yang ditempati oleh penjual barang onderdil merupakan milik pribadi dan hanya membayar uang karcis kepada pengelola.
“Kalau tempatnya milik pribadi, tapi kita juga bayar karcis setiap hari ke pengelola,” tutur pemilik toko yang dipenuhi onderdil motor bekas tersebut.