News  

Pasca Setahun Revitalisasi dan Pembatasan Covid-19, Begini Kondisi Pasar Kasin Kota Malang saat Ini

Pasar Kasin. (Foto: Fonda Imelia Praditama/Tugu Jatim)
Suasana Pasar Kasin Kota Malang tampak bersih usai revitalisasi meski sepi pembeli pada Selasa (21/06/2022). (Foto: Fonda Imelia Praditama/Tugu Jatim)

MALANG, Tugujatim.id – Pasca revitalisasi dan adanya pembatasan kasus Covid-19, Pasar Kasin Kota Malang kini tampak bersih. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan jumlah pengunjung pasar tradisional ini yang tampak sepi pada Selasa (21/06/2022).

Revitalisasi Pasar Kasin yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan pasar tradisional di Malang menuju pasar standar nasional Indonesia (SNI) yang meliputi beberapa syarat. Mulai dari kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan, persyaratan teknis, dan persyaratan pengelolaan.

Karena itu, Pasar Kasin ini sudah memenuhi beberapa fasilitas pasar yang mengacu pada SNI. Hal itu terlihat dari bangunan gudang, TPS, ruang keamanan, toilet untuk disabilitas, musala, poliklinik dan laktasi, sidang tera, serta pos ukur ulang.

Salah satu pelanggan di Pasar Kasin bernama Winarsih, 42, mengaku hampir setiap hari dia sering berbelanja di sana dibanding Pasar Mergan yang lebih dekat dengan rumahnya. Warga Tanjung tersebut juga ikut senang melihat perubahan dan berbagai fasilitas yang disediakan oleh Pasar Kasin.

“Di sini (Pasar Kasin) bersih dan nyaman. Ada musala dan kamar mandinya bersih. Kalau zaman dulu gak bersih (kumuh), sekarang alhamdulillah bikin nyaman,” ungkapnya.

Winarsih juga menambahkan, harga-harga bahannya juga termasuk standar seperti pasar rakyat lain di Malang.

Namun, kondisi berbeda dengan pedagang yang berjualan di pasar tersebut. Salah satu pedagang yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengaku setelah adanya revitalisasi dan pembatasan karena Covid-19 pada 2020, keadaan pasar makin bertambah sepi. Tentunya itu berdampak pada para pedagang.

“Kalau pasarnya lebih ramean dulu dibandingkan sekarang. Mungkin karena habis dibangun ataupun efek dari Corona juga bisa kan gitu. Kami juga gak tahu,” jelasnya.

Dia juga menambahkan, terkait berkurangnya jumlah pedagang dan pengurangan jumlah pasokan komoditas yang diperjualbelikan oleh pedagang.

“Sayur-sayur itu dulunya biasanya seumpama kulakan itu satu pickup, ini sampai bawa becak saja cukup,” ujarnya.

 

 


Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim