TUBAN, Tugujatim.id – Departemen Agama atau Kementerian Agama (Kemenag) memang adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU). Hal tersebut ditegaskan Katib Am PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan orasi ilmiah saat Pelantikan Rektor IAINU Tuban Ahmad Zaini MSi pada Kamis (28/10/2021).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Yahya ini menjelaskan runtutannya, dulu Menag pertama Republik Indonesia ialah dari kalangan NU, putra dari Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari selaku Rais Akbar NU, yakni KH Wahid Hasyim. Tanpa ada embel-embel sarjana, Wahid Hasyim diangkat Ir Sukarno menjadi Menag.
“Ini memang hadiah dari negara. Cara akselerasi negara untuk NU,” kata kakak dari Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas ini.
Dulu jauh sebelum Kemerdekaan RI sampai pasca kemerdekaan, dari kalangan NU belum memiliki lulusan sarjana. Penyebabnya kala itu, santri masih konsentrasi menempuh pendidikan di pondok pesantren (ponpes). Sampai tahun 80-an, baru ada beberapa sarjana yang lahir dari NU. Itu pun gelar sarjana agama atau SAg.
“Dari kalangan Masyumi ataupun yang lainnya sudah banyak yang sarjana. Yang dari kami belum ada,” kata putra dari KH Chalil Bisri ini.
Dibandingkan dengan masa dunia semakin dewasa ini, santri NU sudah banyak yang menjadi sarjana. Bahkan, jumlah lulusannya melimpah ruah di berbagai disiplin ilmu. Dia menyebutkan, ada santri yang menjadi profesor teknologi nuklir di Universitas Tokyo, Jepang; kemudian menjadi dekan Universitas Indiana Amerika Serikat; dan masih banyak yang lainnya.
“Tinggal NU memberikan saluran kepada sarjana yang sangat potensial ini untuk berkhidmat kepada NU,” terangnya.
Terkait dengan pernyataan yang diucapkan oleh Menteri Agama Gus Yaqut, Kemenag hadiah untuk NU. Saudaranya ini mendukung dan membenarkan bahwa ini merupakan wujud syukur warga NU kepada Allah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ini tanpa memerlukan pasal konstitusi maupun undang-undang. Namun, sebagian besar menteri agama dari kalangan NU,” ungkapnya.