TUBAN, Tugujatim.id – Pembelajaran dalam jaringan (daring) yang diterapkan selama pandemi tampaknya membawa sejumlah dampak negatif. Tak hanya penurunan capaian belajar, sejumlah siswa SMP di Kabupaten Tuban bahkan mengeluhkan gangguan penghlihatan.
Tak heran, penerapan belajar yang dilakukan secara online banyak menggunakan gawai dan layar elektronik yang diduga berpengaruh pada penglihatan siswa.
Melansir dari laman Universitas Diponegoro (Undip), gangguan penglihatan anak bisa dipengaruhi beberapa faktor, seperti kebiasaan, kelainan bawaan, dan genetik. Kebiasaan sehari-hari terlihat dengan dengan kebiasaan menggunakan gadget, terlebih saat pandemi seperti saat ini.
Menurut Dokter Spesialis Mata (Konsultan) Rumah Sakit Nasional Diponegoro dr Arnila Novitasari Saubig, penglihatan jauh dan dekat pada anak seharusnya seimbang.
Meskipun membantu mendukung pembelajaran, memakai gawaio terlalu lama bisa memengaruhi kesehatan mata.
1 Bulan, 157 Siswa/Siswi di Tuban Ajukan Kacamata Gratis
Informasi yang dihimpun Tugu Jatim, Selama periode bulan Maret sampai Agustus telah dilakukan skrining secara online dengan guru terlatih yang menanyakan kepada siswa-siswi setingkat SMP/MTs yang mengalami gangguan penglihatan selama pembelajaran daring.
Dari hasil skrining di temukan gangguan penglihatan pada siswa siswi MTs/SMP antara lain seperti di MTs Al-hidayah (Rengel), SMPN 1 Soko, SMPN 2 Soko, MTs Miftahul Huda (Tunah), MTs Nahdatul Waton (Tambakboyo), SMP Muhammadiyah 6 (Tambakboyo), SMP Muhammadiyah 5 (Bancar), dan masih banyak lagi lainnya telah di temukan ratusan siswa-siswi yang mengalami gangguan penglihatan.
“Kita di bulan September ini saja sebanyak 157 siswa-siswi yang sudah mengakses kacamata secara gratis dari program I-SEE Tuban karena mengalami gangguan penglihatan,” ujar Koordinator Yayasan Paramitra Kabupaten Tuban, Rudi Wibowo.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Nur Khamid dan Kasi Penyakit Tidak Menular, Dinas Kesehatan belum merespon terkait permasalahan ini.