MALANG, Tugujatim.id – Para pengungsi akibat gempa 6,1 Magnitudo di Malang Selatan kali ini tidak akan mendapat rumah sederhana sementara lagi. Lantaran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berencana mengganti rencana mereka dari membangunkan rumah sederhana sementara menjadi rumah tumbuh yang akan menyatu dengan rumah induk nantinya.
“Rumah sederhana tidak jadi, kami akan buat desain lagi. Kalau kemarin sudah peletakan batu pertama tinggal fondasinya dan bagaimana rumah tumbuh itu bisa menyatu dengan rumah induk,” terang Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Wahyu Hidayat saat dikonfirmasi Sabtu (24/04/2021) usai memberikan bantuan kepada korban gempa Malang di Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Wahyu mengatakan jika rumah tumbuh ini akan dibangun oleh Pemkab Malang, sementara rumah induk akan dibangun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Jadi, sekarang konsepnya rumah tumbuh karena dari yang rumah induknya akan dapat dari BNPB,” jelasnya.
“Rumah tumbuh ini konsepnya dia (pengungsi) bisa tinggal di situ untuk sementara, hanya mungkin satu kamar saja dengan ukuran yang bervariasi sesuai ukuran tanahnya masing-masing,” imbuhnya.
Rumah tumbuh ini nantinya akan dibangun sedemikian rupa agar nantinya bisa menyatu dengan rumah induk.
“Nah, rumah induk ini yang akan kami sambungkan dan didesain agar menyatu dengan rumah induk. Rumah induk ini yang akan dibangun BNPB yang akan ada ruang keluarga dan beberapa kamar,” bebernya.
Pembangunan rumah tumbuh akan mulai dikebut. Tujuannya agar para korban bisa segera menempati rumah sebelum Lebaran.
“Sekarang akan mulai kami bangun karena kemarin habis koordinasi dengan Deputi BNPB terkait penyatuan antara rumah tumbuh dan rumah induk,” ungkapnya.
“Insya Allah untuk rumah tumbuh ini kami selesaikan (sebelum Lebaran) supaya mereka tidak di pengungsian, jadi kami amankan di rumah tumbuh,” sambungnya.
Setiap unit rumah tumbuh sendiri akan memakan biaya Rp 10 juta, lebih murah Rp 4 juta dari alokasi rumah sementara yang menyentuh angka Rp 14 juta sesuai yang diungkapkan Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto beberapa waktu lalu.
“Rumah tumbuh ini dananya berbeda. Kalau ini dari donatur, beberapa dari dana siap pakai BPBD Kabupaten Malang, dan kami tambah dari BTT. Aplikasinya untuk rumah tumbuh sekitar Rp 10 juta per rumah,” tuturnya.
Sementara untuk jumlah rumah tumbuh, Wahyu memperkirakan akan ada 300 unit yang akan dibangun.
“Kami prioritaskan 955 pengungsi. Jadi, kalau rata-rata per rumah ada 3 orang, maka akan ada 300 rumah tumbuh. Itu akan dialokasikan di beberapa kecamatan di Kabupaten Malang yang terdampak,” katanya.
Terakhir, mantan Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) ini mengatakan jika untuk rumah induk paling cepat bisa rampung 3 bulan lagi.
“Untuk rumah induk dibangun setelah tanggap darurat bencana ini selesai, jadi hasil koordinasi kami dengan BPBD rumah induk bisa selesai paling cepat 3 bulan,” ujarnya.