TRENGGALEK, Tugujatim.id – Melihat Sejarah Isra Mikraj merupakan peristiwa yang sangat penting dialami Rasullulah SAW, walaupun secara nalar sangat sulit diterima. Akan tetapi dengan kehendak Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini, demikian pula dengan mewabahnya pandemi Covid-19 yang menimpa saat ini.
Dalam Isra Mikraj yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, sejarah yang terjadi menjadi bahasan tersendiri dengan Gus Miftah Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman Yogyakarta.
“Islam adalah agama yang sangat logis dan dapat diterima masyarakat dunia, orang yang menertawakan Isra Mikraj sebagai kejadian yang sangat mustahil, bahwa kita yang punya iman ini pasti memiliki pemikiran tidak ada yang tidak mungkin atas kehenda Allah SWT,” tutur Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
Pria yang akrab disapa Gus Ipin juga menambahkan jika melihat dulu waktu Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW sedang dalam periode salah satu terpuruk karena banyak kehilangan orang tang dikasihi, dan saat ini kita juga merasakan keterpurukan atas pandemi Covid-19 yang menyerbu bangsa kita.
“Kita semua harus bisa mengambil hikmah yang ada bahwa kasih sayang Allah SWT, yang Rahman dan Rahim lebih besar juga,” tamba Mochamad Nur Arifin.
Gus Miftah juga menambahi dari ucapan yang disampaikan Gus Ipin Bupati Trenggalek, bawasanya pandemi yang sedang terjadi ini kita bisa mengambil hal yang positif dan optimisme seperti yang dibangun oleh para Nabi. Nabi dan Rasul menjadi orang-orang yang lulus dalam menghadapi ujian dari Allah SWT, bahkan Nabi dan Rasul tidak menganggab ujian sebagai musibah akan tetapi sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT. Maka ketika hambanya diuji kita harus optimisme dan berhusnudzon terhadap Alloh SWT bukan sebaliknya.
“Ketika kemudia Allah SWT memberikan masalah, sebagai hamba jangan fokus pada masalahnya tapi fokuslah siapa pemberi masalah tersebut? Allah SWT, karena Allah yang memberikan masalah dan juga kehendak Allah solusi dengan jalan keluarnya,” ucap Gus Miftah dalam tausyiahnya.
Terkait dengan Isra Mikraj Gus Miftah menyampaikan hal itu harus diterima dengan mendahulukan hati baru dengan akal, begitu yang terjadi saat ini pandemi covid-19 seharusnya didahulukan dengan hati baru dengan akal, tidak hanya akal saja.
“Pandemi mengajarkan kita harus menjadi ummat yang optimis, mari kita mengetuk pintu langit dengan doa karena yang di lockdown hanya buminya, pintu langit masih terbuka lebar untuk ummat Islam,” tambah Gus Miftah.
Pembatasan kegiatan masyarakat di tengah pandemi sebagai bentuk taat terhadap ulil amri, taat terhadap pemimpin termasuk mencari jalan rida Allah SWT.
“Yakinlah sesuatu kebijakan yang diambil dari hati pasti Insya Alloh akan diterima dengan lapang hati,” pungkas Gus Miftah. (Zamz/gg)