MALANG, Tugujatim.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyiagakan personel gabungan untuk menangani kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi saat musim hujan.
Wali Kota Malang, Sutiaji, menyebut bahwa kesiapsiagaan ini sebagai upaya mitigasi bencana yang tidak diinginkan. “Jadi kesiapsiagaan bencana ini supaya nanti kita siap sewaktu-waktu, langsung penanganan cepat,” ujarnya, usai memimpin Apel Gelar Pasukan Siaga Bencana, di halaman Balai Kota Malang, Jawa Timur, pada Selasa (25/10/2022).
Sutiaji menuturkan, para petugas yang disiagakan itu di antaranya Polri, TNI, Dinas Kesehatan, BPBD, Basarnas, Damkar, relawan, pemangku kepentingan lainnya, hingga masyarakat di lingkup RT/RW.
“Ini (koordinasi) nanti harus ke bawah, kita sampaikan kesiapsiagaan ini hingga tingkat kelurahan, RT/RW. Bencanakan datang bisa kapan saja, misal siang cerah, sorenya hujan,” jelasnya.
Maka, pihaknya juga meminta agar BPBD Kota Malang bersiaga untuk memantau cuaca yang belakangan sulit diprediksi.
Ditegaskan Sutiaji, pemantauan itu juga tidak hanya dilakukan di Kota Malang saja, tapi juga di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu sebagai satu daerah yang saling terhubung. “Karena kalau misal nanti ada hujan lebat luar biasa, maka akan berdampak kepada kita (Kota Malang),” jelasnya.
“Contohnya, kemarin di tahun 2021 ada banjir bandang di Kampung Putih, di Lowokwaru juga. Ini kita siapkan (mitigasi),” tambahnya.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno menambahkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan 51 koordinator Kelurahan Tangguh yang tersebar di 57 kelurahan Kota Malang. Tujuannya, untuk mitigasi, utamanya di titik-titik rawan bencana.
“Intinya mengingatkan warga kita di titik-titik yang dulu ini dipandang berpotensi membahayakan keselamatan mereka, harus waspada, terlebih begitu hujan,” terangnya.
Pihaknya juga terus memantau Early Warning System (EWS) yang telah terpasang di enam titik rawan banjir, yakni Jalan Sudimoro, Jalan Danau Ranau Sawojajar, Jalan Ahmad Yani Blimbing (depan Carefour), di Bareng daerah sungai, Jalan Bukit Barisan, lalu di Jalan Galunggung.
Ditambah dengan 100 rambu yang terpasang di masing-masing titik daerah potensi bencana, seperti bantaran sungai dan lainnya.
“Memang kita akui sebagian harus perawatan, mungkin kameranya sudah mulai buram dan sebagainya, itu dalam jangkauan perawatan kami dan dipasang di titik-titik yang berpotensi akibatnya besar,” sambungnya.
BPBD Kota Malang juga telah memetakan titik bencana di seluruh kecamatan Kota Malang. “Di seluruh kecamatan ada titik bencana semuanya. Kami tandai sebagai titik rawan bencana sehingga dijadikan titik posko,” tukasnya.(ads)