Kisah M Sail, Difabel di Tuban Pembuat Miniatur Kapal Pinisi dari Bambu

tuban tugu jatim
Miniatur kapal pinisi yang siap untuk dipasarkan. Foto: Rochim/Tugu Jatim

TUBAN, Tugujatim.id – Keterbatasan gerak tidak menjadi halangan bagi M Sail (46), warga Perunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, untuk berkarya. Walaupun ruang geraknya terbatas karena menggunakan kursi roda, Sail masih bisa berkarya membuat kerajinan tangan bernilai ekonomis.

Bapak satu anak itu membuat miniatur kapal pinisi atau kapal layar dari bahan bambu. Hal itu dia lakukan untuk menyambung hidupnya dan keluarganya, sejak tiga bulan lalu. “Walaupun belum bisa produksi banyak, setidaknya menambah untuk kebutuhan sehari-hari,” ucap Sail, di rumahnya, pada Selasa (25/10/2022).

Keahliannya itu diperoleh secara otodidak. Sail mencontoh cara pembuatan miniatur kapal pinisi dari media sosial. Teras rumahnya dia sulap menjadi bengkel sederhana, tempat meletakkan meja dan alat pertukangan seperti gergaji, gunting, pisau, cutter, lem cair, hingga bambu.

tuban tugu jatim
M Sail membuat miniatur kapal pinisi dari bambu. Foto: Rochim/Tugu Jatim

“Kalau modalnya sih tidak terlalu banyak sih. Hanya butuh ketelatenan saja,” ungkapnya.

Sebelum membuat miniatur kapal pinisi, Sail merupakan tukang batu. Namun pada tahun 2015, dia mengalami kecelakaan kerja saat membuat rumah di Lamongan. Tulang belakangnya patah dan harus dipasang pen. Kecelakaan inilah yang membuat dia tidak bisa beraktifitas seperti sedia kala. “Ya gimana lagi. Mau tidak mau harus diterima seperti ini keadaannya,” ucapnya.

Meski begitu, dia tidak mau berpangku tangan dengan menunggu belas kasihan orang. Pada tahun 2018, dia mencoba membuat tas rajut dari tali kur. Permintaan semakin hari semakin banyak. Namun, saat pandemi COVUD-19 datang, permintaan juga ikut menurun.

Perkembangan zaman semakin maju dengan adanya teknologi, sehingga dia ingin mencoba hal lain yakni membuat miniatur kapal dari bambu. Selain karena bahan bakunya banyak ditemui di wilayah Tuban, penjual bambu mau mengantarkan langsung ke rumahnya. Bambunyapun tidak sembarangan. Hanya jenis apus saja yang bisa digunakan karena seratnya halus dan gampang untuk dibentuk.

“Bambunya diantarkan ke rumah. Biasa beli dua batang. Dari situ bisa membuat 15-20 kapal,” bebernya.

Waktu pembuatannyapun terbilang cepat. Sebab, untuk proses membuat kapal pinisi ukuran kecil membutuhkan waktu sekitar dua hari. Sedangkan untuk ukuran besar membutuhkan waktu sekitar tiga sampai lima hari sampai dengan finising.

“Tergantung permintaan ukurannya. Sementara baru bisa kapal jenis pinisi saja, sedangkan lainnya masih belum. Pinginnya buat seperti kapal Titanic. Tapi kelihatannya kok masih sulit,” jawabnya, sambil tersenyum lebar.

Harga yang dibandrolpun ramah di kantong. Untuk ukuran kecil dijual dengan harga Rp150 ribu. Sedangkan yang besar dihargai Rp300 ribu per kapal.

Sementara untuk pemasaran produk, dia memanfaatkan marketplace di media sosial. “Sementara pembeli masih Tuban dan sekitarnya,” pungkasnya.