MALANG, Tugujatim.id – Sebuah studi oleh menunjukkan, bahwa chatbot dapat membantu mahasiswa Pascasarjana EFL (English as a Foreign Language) meningkatkan kemampuan menulis akademik. Sekitar 80 persen mahasiswa, memilih menggunakan chatbot untuk membantu mereka belajar.
Penelitian tersebut dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Negeri Malang (UM). Mereka terdiri Septi Rahmayanti, S.Pd.; Francisca Maria Ivone, S.Pd., M.A., Ph.D.; Dr. Sintha Tresnadewi, M.Pd.; dan Singhanat Nomnian, Ed.D., SFHEA.
Melibatkan 25 Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Pendidikan Bahasa inggris, UM sebagai partisipan penelitian.
Diketahui, di era pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), dunia pendidikan mengalami transformasi signifikan dengan kehadiran chatbot seperti ChatGPT serta produk serupa dari Google dan Microsoft.
Saat ini, chatbot semakin sering dimanfaatkan dalam pengajaran bahasa dan penulisan akademik, memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam mengorganisasi konten dan menyusun draf tulisan. Namun, penggunaan chatbot tidak lepas dari pro dan kontra.
Di satu sisi, chatbot mampu memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi dan umpan balik instan. Di sisi lain, ada kekhawatiran tentang ketergantungan berlebih pada teknologi, akurasi informasi, dan risiko plagiarisme.
Integrasi chatbot dalam pembelajaran bahasa tentu membutuhkan keseimbangan dengan metode pengajaran tradisional agar hasilnya maksimal.
Sikap dan persepsi siswa terhadap AI juga berpengaruh besar pada efektivitas penggunaannya.
Sayangnya, masih sedikit penelitian yang membahas secara mendalam bagaimana mahasiswa English as a Foreign Language (EFL) menggunakan chatbot dalam penulisan akademik.
Sebagian besar studi masih terfokus pada aplikasi pendidikan umum. Padahal, pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa EFL dapat membantu mengoptimalkan teknologi chatbot untuk mendukung keterampilan menulis mereka.
Penelitian terbaru ini, menemukan beberapa jenis chatbot yang biasa membantu siswa pada penulisan akademik. Antara lain ChatGPT, Perplexity, Gemini, Windows Copilot, Quill Bot, Google Assistant, Grammarly, Google Translate, IBM Watson Assistant Primarily, Scite.ai dan U Dictionary.
Diantara chatbot tersebut, ChatGPT yang sering digunakan oleh mahasiswa dikarenakan aksesnya yang mudah. Peneliti juga menemukan bahwa 80 persen mahasiswa merasa nyaman dan menerima penggunaan chatbot untuk pembelajaran bahasa dan penulisan akademik.
“Chatbot sangat membantu dalam penulisan dan mempermudah dalam menemukan gagasan ide penulisan,” ujar Satriani, mahasiswa Pascasarjana UM.
Shofa, mahasiswa Pascasarjana UM lainnya juga menyebut bahwa salah satu chatbot yang paling sering ia gunakan yakni ChatGPT. “Aplikasi chatbot yang sering dipakai dan paling mudah diakses dan dimengerti penggunaannya adalah ChatGPT,” tambahnya.
Mahasiswa EFL mulai mengandalkan chatbot dalam tahapan-tahapan seperti perencanaan, penyusunan draf, dan pemeriksaan ulang. Meski demikian, mereka masih enggan menggunakannya untuk pemformatan dan sitasi karena keterbatasan teknologi yang ada.
Para mahasiswa pascasarjana juga merasa bahwa chatbot membantu meningkatkan kualitas dan efisiensi tulisan mereka, meskipun mereka tetap berhati-hati dalam menggunakan konten yang dihasilkan AI dan lebih memilih mengendalikan proses pengeditan secara langsung.
Temuan ini menunjukkan bahwa chatbot bisa menjadi solusi potensial bagi mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan menulis akademik.
Namun, agar adopsi AI ini berhasil, pendidik juga perlu berperan dalam mendampingi siswa untuk memadukan pemikiran kritis dengan bantuan teknologi. Respons positif ini memberikan harapan bahwa di masa depan, penggunaan chatbot akan semakin luas, meski tantangan integrasi masih perlu diperhatikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Tugujatim.id
Reporter : Feni Yusnia
Editor: Darmadi Sasongko