MALANG, Tugujatim.id – Laboratorium Manajemen Produksi dan Operasi Agribisnis Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang lakukan pengabdian masyarakat. Kali ini UB Malang mengangkat tajuk “Pendampingan Inovasi New-Packaging dan Strategi Pemasaran Produk Teh Bunga Telang Komunitas Puri Hijau Royo-Royo dalam Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Produk Lokal” yang dilakukan di Puri Cempaka Putih I Blok DD 1-2 Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang, Selasa (16/08/2022).
Untuk diketahui, Komunitas Puri Hijau Royo-Royo (KPHR) adalah komunitas yang diisi mayoritas ibu-ibu yang dalam kegiatannya telah sukses menghasilkan berbagai produk dari bunga telang menjadi olahan sirup, teh, dan kue. Produk yang dihasilkan ini, mereka beri nama dengan “BuTeRi”, kepanjangan dari Bunga Telang Kering. Keberhasilan kegiatan ini juga turut menarik kunjungan dari luar pulau.
Dalam acara ini, UB Malang turut menghadirkan dua pemateri terbaik dalam bidangnya, yakni Dr Ir Nur Hidayat MP selaku dosen Teknologi Industri Pertanian dan Imaniar Ilmi Pariasa SP MP MBA selaku dosen Sosial Ekonomi Pertanian.
Dr Nur Hidayat dalam pemaparannya mengatakan cara mengolah bunga telang secara tepat guna. Dia menyayangkan pemanfaatan produk telang saat ini hanya sampai pada bunga saja.
“Tanaman telang itu mudah ditanam karena termasuk leguminosa, menyuburkan tanah. Jadi, semua bagian dari bunga telang itu bermanfaat. Mulai dari akar, batang, daun, bunga, sampai bijinya. Sayangnya, yang masih dimanfaatkan hanya bunganya saja,” terangnya.
Hidayat juga menjelaskan mengenai alasan tumbuhnya jamur pada produk telang dengan menyebutkan bahwa faktor lingkungan menjadi salah satu pengaruh besar yang wajib diperhatikan.
“Spora jamur itu terbawa angin. Kalau lingkungan di situ anginnya masih banter, masih bisa dilewati debu, maka kemungkinan terkena jamur itu tinggi. Jamur mungkin bisa berasal dari tanamannya (bunga), tapi kemungkinan besar berasal dari lingkungan ketika dikeringkan. Itu yang harus diperhatikan. Jika masih berjamur, maka udara belum bersih,” jelasnya.
Dalam penjelasannya, dia menyarankan saat dilakukan proses penjemuran sebaiknya menaruh bunga pada tempat tinggi dengan menggunakan kelambu sebagai penutup. Tujuannya untuk menangkal debu masuk agar tidak memicu tumbuhnya bakteri maupun jamur.
Tidak hanya berfokus pada kebersihan hasil olahan untuk ketahanan dan kualitas produk. Tentunya kebersihan media seperti botol juga turut menjadi perhatian. Dosen Universitas Brawijaya tersebut menyarankan untuk menggunakan bahan organik dalam mensterilkan botol, seperti pakai lemon, sirih, cuka, dan pakai air mengalir.
Sementara itu, Imaniar Ilmi Pariasa SP MP MBA selaku dosen Sosial Ekonomi Pertanian UB Malang dengan materinya mengenai pentingnya branding dan packaging. Selain untuk keamanan, dia juga mengatakan, juga sebagai kenyamanan produk, tentunya juga harus milenial (menyesuaikan zaman).
“Pada kemasan setidaknya harus ada nama produk, jenis, logo berat, p-irt, expired date, barcode (jadi nanti kalau misalnya ada barcode bisa mereka lihat di HP-nya dan masuk Instagram bapak ibuk), kandungan gizi, alamat, dan keterangan produksinya. Nanti kalau bisa KPHR ini ada layanan konsumennya untuk tanya-tanya soal produk,” jelasnya.
Perempuan berhijab tersebut juga turut berpesan pada anak didiknya agar dapat membantu komunitas ini dalam pengimplementasian bisnis di media sosial seperti Instagram, YouTube, dan beberapa platform lain untuk pemasaran secara digital.
Acara pengabdian masyarakat ini ditutup dengan penyerahan alat untuk penunjang kegiatan promosi media sosial yakni background untuk foto portable yang dilengkapi dengan lampu LED. Tak hanya itu, Fakultas Pertanian UB Malang juga memberikan cenderamata secara simbolik oleh perwakilan kampus Dr Fitria Dina Riana SP MP kepada koordinator KPHR Ani. (adv)
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugujatim , Facebook Tugu Jatim ,
Youtube Tugu Jatim ID , dan Twitter @tugujatim