Proses Terapi Penyembuhan
Salah satu terapi untuk mengurangi rasa sakit di dada adalah dengan pembatasan konsumsi cairan. Sehingga cairan masuk dan keluar harus dihitung. Ada masa suami yang biasa minum banyak saat itu hanya boleh minum maksimal sehari sebotol 330 ml. Sehingga harus atur benar konsumsinya. Bahkan untuk minum obat pun akhirnya menggunakan pisang.
Biasanya, pagi setelah salat subuh saya langsung mengupaskan apel. Kemudian makan roti tawar dengan selai. Bila sudah agak siang, mulai makan nasi, macam-macam makanan mulai dari sup ikan, sup konro, capcai, bubur manado, bakmi goreng, apa saja yang penting suami mau makan.
Dalam masa pemulihan gejala sisa Covid-19 ini benar benar kami harus bisa menjaga semangat untuk sembuh. Karena berita-berita di luar tentang Covid yang banyak dan campur aduk malah membuat semakin bingung dan keriting. Saat itu, berita duka cita juga banyak. Apakah di media elektronik atau media sosial? Di WA juga bolak balik terdapat terusan berita turut berduka cita sehingga hati rasa malah deg deg an terus. WhatsApp dan telepon yang banyak dan bertumpuk. Apalagi saat itu akan pergantian Kapolri dan tahun baru. Mohon maaf kami tidak mau memikirkan dan tidak menjawab telepon atau WA. Semangat untuk sehat harus dijaga supaya tidak drop.
Pada hari kelima perawatan, alhamdulillah suami mulai membaik, mulai sesekali melepas oksigen. Hari keenam sudah mulai bisa salat dengan berdiri. Dan alhamdulillah terjadi perkembangan membaik setiap harinya. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan CT scan thorax lagi dengan hasil membaik, hari kesembilan suami sudah boleh pulang. Alhamdulillah.
Sembuh dan Pulih
Sampai di rumah esok harinya, aktivitas suami setelah salat subuh yakni mengaji, konsumsi sebotol sarang burung, kemudian mulai latihan olahraga jalan kaki dan lanjut berjemur sampai batas maksimal jam 9 pagi. Makanan yang disukainya selalu disiapkan, olah raga mulai dilakukan dengan jalan kaki bertahap mulai dari 400 m, kemudian esoknya 800 m, 1300 m dan seterusnya. Kemudian melakukan fisioterapi setiap hari selama seminggu, lanjut 2 hari sekali selama seminggu, lanjut seminggu 2 kali, lanjut seminggu sekali. Alhamdulillah setelah sebulan terapi dan latihan, semua dapat kembali membaik. Termasuk dapat berolah raga jalan kaki kembali dengan jarak 9 km dengan kecepatan yang nyaris sama seperti sebelum terkena Covid-19.
Alhamdulillah alhamdulilah… matur nuwun sanget untuk Karumkit RS Soekanto dan seluruh jajarannya yang sudah berbaik hati dan penuh kesabaran merawat kami. Matur nuwun untuk doa dan bantuan semua teman yang baik hati. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan bapak ibu semua dengan limpahan berkah. Aaamiinnn.
Dan saat memasuki bulan Ramadhan 1442 H ini, air mata kami keluar begitu terharunya dan bersyukur. Alhamdulillahirobbilalamiin. Setelah hampir empat bulan yang lalu kami sembuh dari Covid, dan kini Allah bermurah hati mempertemukan kami kembali dengan bulan Ramadhan. Masya Allah, kami benar benar bersyukur atas nikmat, rahmat, dan berkah Allah ini.
Doa kami selalu semoga Allah Ta’ala senantiasa memberi kesehatan keselamatan, memudahkan, dan meridai setiap langkah-langkah kita di bumi ciptaan Allah ini. Karena semua ini dilakukan hanya dalam rangka mempersiapkan diri pulang ke kampung akhirat. Aaamiiinn.
*Penulis adalah istri Kabaharkam Polri Komjen Pol Drs Arief Sulistyanto, MSi.
Catatan: Tulisan ini sebelumnya pernah dipublikasikan di Majalah Kemala edisi 156/2021 dan dimuat di Tugujatim.id atas seizin penulisnya.