TUBAN, Tugujatim.id – Musim kemarau panjang tahun ini, termasuk yang paling panjang dibanding pada tahun-tahun sebelumnya. Ternyata tidak hanya karena peralihan musim saja. Tapi, juga dipengaruhi beberapa faktor yang menyebabkan kekeringan di Indonesia menjadi sangat lama.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Tugu Jatim, ternyata ada fenomena yang menjadi penyebabnya. Mau tahu apa saja, simak ulasan yang berikut ini.
Pertama terjadi musim kemarau panjang bersamaan dengan fenomena El Nino. Nah, El Nino merupakan peningkatan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.
SML ini mengakibatkan bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudera Pasifik tengah dan timur.
“El Nino memiliki periode ulang 4-7 tahun. Akibatnya, kekeringan di Indonesia,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Tuban Sudarmaji.
Kedua, karena Indian Ocean Dipole (IOD) atau lebih mudahnya, penyimpangan SML di Samudera Hindia. Penyimpangan SML ini dapat mengakibatkan berubahnya pergerakan atmosfer atau pergerakan masa udara.
“Kondisi IOD positif mengakibatkan berkurangnya curah hujan di Indonesia,” terangnya.
Dari kedua fenomena ini ada positif pun negatifnya. Positifnya akibat kemarau panjang ini, produksi garam meningkat, potensi tangkapan ikan meningkat dan produksi padi pada lahan rawan lebak.
Sedangkan negatifnya, pastinya kekeringan sumber daya air bersih, potensi ketahanan pangan dan meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan.
Writer: Mochamad Abdurrochim
Editor: Dwi Lindawati