TUBAN, Tugujatim.id – Sejak sepekan terakhir, suhu udara panas menyengat di wilayah Indonesia. Kondisi seperti ini membuat banyak masyarakat yang mengeluhkan. Agar tidak penasaran kenapa sampai terjadi suhu udara panas saat menikmati suasana Lebaran 2023, berikut penjelasan dari BMKG.
Suhu udara panas ektrem melanda sebagian besar negara Asia dalam sepekan terakhir. Tidak termasuk Indonesia mengalami gelombang panas, tapi suhu permukaan udaranya tergolong panas.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Tuban Zem Padama Irianto menyampaikan, penyebab suhu udara panas menyengat berdasarkan gerak semunya. Posisi matahari pada Maret-April memang berada di atas equator atau sekitar daerah khatulistiwa.
“Sehingga kita merasakan suhu udara lebih panas terutama pada siang-sore hari,” ungkap Zem, sapaan akrabnya, Senin (24/04/2023).
Saat ini memang sudah memasuki musim kemarau, untuk wilayah Tuban awal musim kemaraunya dimulai pada April 2023. Musim kemarau ini mengakibatkan potensi awan yang terbentuk sangat kecil atau tidak adanya awan yang terbentuk.
Jadi, sinar matahari tidak terhalang oleh awan dan langsung menuju ke permukaan bumi yang mengakibatkan kulit merasakan sangat panas sekali (fenomena efek sinar UV). Dia menambahkan, BMKG sudah mengeluarkan indeks UV (ultra violet) di mana pada siang-sore itu radiasi matahari sedang pada puncak panasnya (maksimal).
“Fenomena sinar ultra violet merupakan fenomena yang umum terjadi, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia, yang diakibatkan oleh paparan sinar ultra violet. Sinar ini merupakan gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan Zona Musim (Zom) pada akhir April 2023, sebanyak delapan persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau. Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau bagian selatan, sebagian Nusa Tenggara Tengah, Gorontalo bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian timur, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.