Perajin Tenun Tradisional Mojokerto Bikin Motif Surya Majapahit hingga Candi Wringinlawang

tenun tugu jatim
Budhi menunjuk kain tenun motif surya majapahit di rumahnya. Foto: Hanif Nanda/Tugu Jatim

MOJOKERTO, Tugujatim.id – Selain makanan onde-onde, satu hal menarik dari Mojokerto adalah kain tenun. Selain mempunyai batik tulis dengan motif-motif unik, Bumi Majapahit juga memiliki perajin kain tenun tradisional. Motif tenun yang dihasilkan mempunyai ciri khas sehingga layak menjadi rujukan para pecinta busana etnik.

Bisnis tenun bernama Tenun Ikat RH Lestari di Kedunguneng, Bangsal, Mojokerto, Jawa Timur, itu dipunyai oleh Budhi Iswanto (38). Bisnis tenun miliknya menjadi satu-satunya industri kecil tenun ikat tradisional di Mojokerto. Bisnis yang saat ini dikelola pria itu menghasilkan banyak motif tenun tradisional.

Tercatat, Budhi kini memproduksi kain tenun khas Mojokerto. Salah satu kain tenun khas itu bermotif Surya Majapahit dan Candi Wringinlawang. Warna kain yang dihasilkan Budhi banyak bercorak kalem, di antaranya biru toska, hijau, cokelat, dan hitam.

“Tenun kami mempunyai motif khas yang tidak dimiliki perajin lain. Keunggulan lainnya tenun kami dingin ketika dipakai saat cuaca panas dan nyaman dipakai, warnanya tidak gampang pudar,” kata Budhi, di rumahnya, pada Sabtu (11/2/2023).

Sehari-hari, bapak dua anak itu menggunakan ruangan di belakang rumahnya untuk memproduksi kain tenun tradisional. Dari tempat berdimensi 7×5 meter itu, bahan baku benang putih katun melalui proses yang panjang selama dua pekan hingga menjadi selembar kain.

Tahap pertama pembuatan kain tenun berasal dari benang dasar berbahan benang katun impor dari India. Benang dasar itu lebih dulu diwarnai menggunakan pewarna kain. Selanjutnya, benang dasar dibentangkan pada alat tenun tradisional.

tenun tugu jatim
Budhi mengoperasikan alat tenun di rumahnya. Foto: Hanif Nanda/Tugu Jatim

Satu alat tenun diisi dengan 84 ban benang dasar selebar 90 cm. Setiap ban terdiri dari 35 putaran benang. Jarak antar ban dibuat sekitar 1 cm. Benang yang dibutuhkanpun sangat panjang, yaitu 3.200 helai. Panjang masing-masing helai benang mencapai 35 meter.

“Saya pilih benang impor dari India karena kualitasnya lebih kuat dan mudah menyerap warna daripada benang lokal. Begitu juga benang untuk pakan,” terang Budhi.

Selanjutnya, benang pakan menjadi tahap kedua. Budhi menggunakan benang katun putih polos dan digulung ke 55 gulungan yang dipasang di sebuah kerangka kayu. Selanjutnya, 55 benang pakan itu melalui proses ngerek, yakni digulung di sebuah kerangka kayu selebar 94 cm.

Setelah seluruh benang pakan berada di bingkai kayu, Budhi mulai menggambar motif. Proses pembuatan kain tenun dilanjutkan dengan mengikat motif menggunakan tali rafia agar tidak terkena air. Gulungan benang pakan direndam terlebih dulu dengan air deterjen satu hari satu malam agar mudah meresap saat dicelupkan ke pewarna kain.

“Kalau sudah diwarnai, semua ikatan dilepas semua, lalu benang akan dipindah. Benang pakan dipecah per helai, setiap helai digulung. Butuh waktu tiga hari paling cepat untuk memecah benang per helai,” tambah warga asli Kedunguneng itu.

Proaes pembuatan kain tenun kemudian digarap dua karyawati yang mengoperasikan alat tenun tradisional. Benang dasar dan benang pakan ditenun hingga menjadi lembaran kain. Rata-rata satu pekerja mampu menenun satu lembar kain per hari. Masing-masing kain berukuran 2,5 m. Proses pembuatan diakhiri dengan dicelupkannya kain ke pewarna untuk mewarnai motif yang sudah dibuat.

Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu tidak lantas membuat usaha Budhi lesu. Kain tenunnya masih diminati. Bahkan saat pandemi, pesanan justru banyak berasal dari Timur Tengah.

“Jadi ada orang sini yang mau bawa ke sana (Timur Tengah). Tapi minta dikerjakan secara detil. Ukuran dan bahannya punya spek tertentu untuk dibawa ke Timur Tengah,” ujar Budhi.

Pelan-pelan usaha Budhi membuahkan hasil. Kini, ia menjadi binaan dari Disperindag Mojokerto. Salah satu dari alat tenun miliknya juga berasal dari bantuan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. “Sudah jadi binaan. Salah satu alat tenun saya juga bantuan dari pemerintah” terangnya.