JEMBER, Tugujatim.id – Bergelut lama dengan dunia tulis menulis menjadi sebab Agus Sakti Saifur Ridlo akrab dengan dunia digital marketing. Sakti menjelaskan bahwa awal mula pria domisili Jember itu akrab dengan dunia tulis menulis berawal dari kesukaannya membaca buku.
“Sejak sebelum menjadi mahasiswa lebih tepatnya. Ketika itu kami kebetulan hidup dan besar di pondok pesantren. Dari suka membaca lalu kami teruskan dengan menggeluti dunia penulisan. Hingga sampai kami berkuliah di Kota Malang,” kata Sakti, pada Jumat (12/1/2024).
Dunia tulis menulis bagi Sakti menjadi hal yang masuk akal baginya untuk bertahan hidup sembari berkuliah di Kota Malang. Sakti menuturkan bahwa dirinya bertahan hidup dengan menerima upah tulisan yang tayang di media cetak.
“Cukup sering mengirim tulisan. Waktu itu honor tulisan tiap-tiap media berbeda. Namun alhamdulillah dari honor itu kami bisa bertahan hidup, sebab kondisi kami berkuliah itu tanpa bantuan ayah karena beliau sudah meninggal,” beber Sakti.
Bertahan Hidup hingga Bertemu Jodoh dari Menulis
Kehilangan figur ayah membuat Sakti memutar otak untuk bertahan hidup. Tinggal di pondok pesantren sejak usia sekolah menengah atas ditempuh oleh Sakti demi bertahan hidup.
“Karena siapa lagi yang bisa membiayai pendidikan kami. Maka tinggal di pondok pesantren menjadi pilihan. Selain itu, figur pengganti ayah kami tidak lain adalah ustaz maupun kiai saat kami tinggal di pondok pesantren,” tutur Sakti.
Lepas dari pesantren, awalnya Sakti ingin berkuliah di Jakarta. Berbekal keyakinan setelah mendapat banyak saran dan masukan dari kakak kelas di pondok, Sakti yakin bisa mendapat beasiawa dan melewati hidup di Jakarta.
“Namun takdir berkata lain. Akhirnya kami apply ke Malang dan berkuliah. Termasuk juga banyak pengalaman yang bisa kami dapatkan ketika bertahan hidup di Malang,” ungkap Sakti, sambil tertawa.
Tawa dari Sakti tersebut bukan tanpa alasan. Saat masih menjadi mahasiswa, pria alumni SMAN 5 Jember itu memendam rasa pada salah satu teman seorganisasi ketika di kampus. Bermodal nekat, Sakti melamar pujaan hatinya.
“Jadi kami nikah itu ketika masih menjadi mahasiswa, belum lulus. Itu teman kami satu organisasi kepenulisan. Jadi dari menulis, ternyata kami bisa bertahan hidup sekaligus bertemu jodoh,” ungkapnya.
Bergelut dengan Dunia Digital Marketing
Pasca lulus kuliah, Sakti masih mencoba bertahan hidup di Malang. Namun setelah merenung cukup lama, Sakti memutuskan untuk pulang ke Jember. Sakti lantas bekerja pada biro agen travel.
Sakti melihat istrinya suka berjualan secara daring (online). Tak lama, Sakti berinisiatif mendalami dunia pemasaran digital. Dunia ini didalami Sakti hingga menelurkan aplikasi digital marketing.
Sakti lalu mengumpulkan beberapa orang untuk merintis usaha digital marketing. Beberapa aplikasi sudah ditelurkan seperti software Eezygram, template untuk presentasi dari Powerpoint, video tutorial, termasuk pula e-book.
Tak disangka, produk-produk tersebut sudah dipakai oleh ribuan orang dari berbagai belahan dunia. Market yang sudah tercapai oleh tim besutan Sakti pun menembus benua Eropa. Tak heran, Sakti seringkali diundang berbagai instansi dalam acara-acara digital marketing.
“Termasuk hingga sekarang kami menjadi dosen praktisi di beberapa kampus. Tentunya dapat menularkan ilmu tersebut tidak didapatkan dari proses yang instan dan cepat. Banyak hal yang kami lalui untuk mencapai titik tersebut,” tutur Sakti.
Setelah berproses sekian lama, pil pahit tentu menghiasi perjalanan Wakil Presiden BEM Fakultas Psikologi UIN Malang periode 2007 itu. Jatuh bangun merintis usaha digital marketing tak bisa dihindari oleh Sakti.
“Mulai dari pernah ditipu teman, lalu pernah juga merugi hingga ratusan juta karena ada salah penghitungan. Bahkan keluarga sampai tetangga sendiri pernah mengira kami tidak bekerja alias pengangguran,” beber Sakti sambil tertawa.
Dari Agen Travel Menuju Perusahaan Lain
Sebelum membuka Tugu Jatim biro perwakilan Jember, Sakti sempat bekerja pada sebuah perusahaan agen travel. Tak disangka, saat bekerja pada agen travel ini, Sakti mendapat berbagai pelajaran, termasuk dunia wirausaha.
“Karena dari travel agent ini kami bisa berkomunikasi dengan banyak pihak. Selain itu, kami juga bisa belajar tentang jejaring atau networking, bagaimana belajar membangun sebuah brand hingga bagaimana menjaga kepercayaan konsumen,” tandas Sakti.
Terpincut dengan dunia wirausaha, Sakti memutuskan untuk serius pada dunia ini. Sakti menambahkan dirinya fokus pada copywriting. Artinya, bagaimana pemasaran sebuah produk atau jasa memikat hati konsumen lewat promosi di dunia digital.
“Maka hingga sekarang produk kami yang sudah banyak dinikmati adalah Landingpress. Sudah ribuan orang memakai produk tersebut. Bahkan penggunanya tersebar hingga negara lain seperti Malaysia,” terang Sakti.
Pasca sukses dengan produk digital yang ditekuni, Sakti kini menjadi kepala biro perwakilan Tugu Jatim di Jember. Sakti mengaku optimistis dengan peluang baru ini.
“Kebetulan sudah tidak asing lagi dengan dunia tulis menulis. Apalagi masih banyak potensi di Jember yang bisa kami eksplorasi, terutama menyuguhkan narasi-narasi berita positif,” pungkas Sakti.
Program ini adalah program liputan untuk mendukung wirausaha lokal tumbuh dan berkembang. Supported by Paragon Corp (Wardah, Emina, Make Over, Puteri, Kahf, Biodef dll).
Reporter: Hanif Nanda
Editor: Lizya Kristanti