MOJOKERTO, Tugujatim.id – Tanaman cabai pada umumnya menghasilkan bentuk memanjang dan ramping. Panjangnya pun bervariasi. Untuk cabai rawit rata-rata panjangnya antara 1,5-8,5 cm dengan rata-rata 3,2 cm. Lalu, bagaimana dengan cabai berbentuk membulat dan berpredikat cabai terpedas di dunia versi World Guiness Record yaitu Carolina Reaper?
Di Mojokerto sendiri ada pembudidaya cabai terpedas Carolina Reaper yang sukses. Ichwan Hermawan namanya. Warga kelahiran Surabaya ini awalnya menanam cabai terpedas di dunia ini karena belum banyak orang di Mojokerto yang menanamnya.
“Kami tertarik pada cabai Carolina ini karena belum banyak membudidayakan, khususnya di daerah Mojokerto,” kata Ichwan kepada Tugu Jatim, Minggu (21/05/2023).
Selain itu, dia memilih tanaman cabai terpedas ini karena komoditas itu menyumbang inflasi yang besar. Maka dengan menanam secara mandiri, dia berharap kebutuhan masyarakat terhadap cabai dapat terpenuhi.

“Kalau setiap rumah bisa punya tanaman cabai antara 3-4 pohon saja, kami kira cukup untuk kebutuhan rumahan. Apalagi cabai termasuk penyumbang inflasi, itu menurut kami,” imbuh warga Tempuran, Pungging, Kabupaten Mojokerto, ini.
Ichwan budi daya cabai menggunakan sistem hidroponik. Dia memakai sistem ini karena menurutnya belum banyak orang yang menggunakan sistem hidroponik, khususnya untuk menanam cabai.
Tanaman cabai Carolina Reaper sendiri butuh waktu sekitar 4,5-5 bulan untuk pembibitan hingga masa panen tiba. Dengan demikian, dalam satu tahun tanaman cabai Carolina Reaper dapat dipanen hingga dua kali.
Sementara itu, tanaman cabai milik Ichwan ditempatkan dalam sebuah green house berukuran 6 x 40 meter. Dari green house ini terpantau sekitar 100 pot lebih ukuran sedang berisi tanaman cabai Carolina Reaper warna merah, kuning, dan putih.
“Kami tanam yang warna merah, kuning, dan putih. Memang umumnya hanya warna merah saja,” beber Ichwan.
Untuk harganya di pasaran online, cabai Carolina warna merah dan kuning tembus hingga Rp10 ribu per buah. Sedangkan cabai warna putih bisa tembus hingga Rp90 ribu per buahnya.
“Kalau cabai Carolina warna putih memang mahal, apalagi belum banyak yang punya bibitnya,” terang Ichwan.
Terbaru, Ichwan kini menjalin kerja sama dengan Crazy Hot Indonesian, sebuah restoran di Bali yang menyajikan menu makanan superpedas. Ichwan didapuk sebagai pemasok utama bahan baku cabai Carolina Reaper.
“Kerja sama dengan resto di Bali, saya pemasok utama cabainya,” ujar Ichwan.